Jalani Puasa Pertama tanpa Suara Kentongan
TONGARIRO – Halo guys, nggak terasa udah masuk Ramadan. Ini adalah pengalaman pertamaku (Rully Prameisti Audhina) puasa di negeri orang. Tanpa keluarga, tanpa suara kentongan sahur, dan tanpa penjual takjil yang bertaburan. Sepi banget rasanya.
Apalagi, aku puasa sendirian karena temanteman di sini mayoritas adalah nonmuslim. Eits, tapi itu bukan alasan buatku menjalankan puasa setengah-setengah ya. Aku tetap semangat kok, hehehe!
Aku mau sedikit cerita nih rasanya menjalankan puasa di New Zealand. Kebetulan, Ramadan tahun ini bertepatan sama autumn. Jadi, puasanya relatif sebentar karena malam lebih panjang daripada siang. Imsak pukul 05.46 dan buka pukul 17.11, cuma sebelas jam! Belum lagi awal Juni akan segera memasuki winter. So, puasa bakal semakin pendek deh.
Sabtu (19/5) aku dan Wulan masih ditugaskan membantu DOC (Departement of Conservation) untuk memindahkan ikanikan trout di pond ke riring pond. Tujuannya, ikan-ikan itu bisa refreshing. Pemindahan ikan dilakukan setelah musim memancing usai biar mereka nggak stres. Pemindahan dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Setelah bekerja seharian dan waktu berbuka tiba, kami diajak DOC buat makan bersama. Menunya adalah smoke trout with manuka honey. Itu adalah hidangan utama di Tongariro National Trout Centre.
Yep, selain menyediakan tempat pemancingan ikan trout, di sini emang disediakan jasa pengasapan trout hasil pancingan loh. Ciri khas spesial dari hidangan di sini adalah manuka honey-nya yang berfungsi sebagai saus utama. So yummy!
Selasa (22/5) aku dan Wulan diberi kesempatan ikutan rafting . Baru kali ini aku mencoba rafting, so excited! Setelah naik bus selama 30 menit, sampailah kami di Tongariro River, sungai tersohor di New Zealand yang bakal menjadi tempat rafting kami.
Kami dibagi menjadi tim yang terdiri atas lima orang. Aku dan Wulan tergabung bersama tiga turis dari Singapura. Kami melewati rute sepanjang 14 km dengan suhu 6 derajat di sungai. Medan rafting tersebut cukup menantang loh. Total ada sekitar 60 heart pounding yang kami lewati.
Setelah dua jam sepuluh menit menyusuri Tongariro River, akhirnya kami sampai di pengujung sungai. Walaupun aku puasa, sama sekali nggak menyurutkan nyali untuk rafting. Karena kapan lagi kan bisa rafting di sungai legendaris New Zealand itu! (c25/nrm)