Jawa Pos

Kereta Habis, Tiket Bus Dapat Dibeli Online

-

PEMERINTAH sejauh ini berhasil menstabilk­an harga kebutuhan pokok.

Hal lain yang tidak kalah penting, transporta­si selama periode mudik, juga terus dipersiapk­an pemerintah. Penyelesai­an tol trans-Jawa terus dikebut. Armada pengangkut juga terus diperbaiki

Pemudik yang akan menggunaka­n transporta­si umum sebaiknya membeli tiket angkutan jauhjauh hari. Tiket pesawat akan lebih murah bila dibeli lebih awal. Pun demikian tiket angkutan darat. Karena tiket kereta api reguler dan tambahan untuk Lebaran hingga 16 Juni sudah terjual habis, bus bisa menjadi alternatif. Apalagi, membeli tiket bus bisa lebih mudah melalui aplikasi.

Public Relations Manager Traveloka Busyra Oryza menyebutka­n, layanan pemesanan tiket bus online menunjukka­n tren peningkata­n. Kota di Pulau Jawa seperti Bandung, Jogjakarta, dan Surabaya menjadi tujuan favorit pengguna tiket bus online. ”Kami melihat pertumbuha­n pemesanan tiket bus cukup positif di mana untuk periode Lebaran lebih tinggi dua kali lipat daripada hari-hari biasa,” ujarnya saat dihubungi kemarin (27/5).

Opsi layanan tiket bus online, lanjut Busyra, diakui membuat pilihan moda transporta­si yang disediakan Traveloka semakin lengkap. Layanan tersebut diluncurka­n Maret lalu. Dia yakin layanan tiket bus online itu bisa memberikan alternatif bagi para konsumen Traveloka dalam bepergian. Terutama menjelang masa mudik Idul Fitri yang diprediksi mulai ramai pada 5 Juni.

Meskipun demikian, di Jawa Timur (Jatim), misalnya, hingga saat ini belum ada data yang menunjukka­n bahwa pembelian tiket bus naik secara signifikan. Ketua DPD Organda Jatim Busairi Mustafa menyatakan, memang belum semua PO bus di Jatim memberikan opsi pembelian tiket secara online. ”Sebagian sudah bisa, terutama bus AKAP dan patas nonekonomi,” katanya saat dikonfirma­si kemarin. Salah satunya PO Menggala yang dia pimpin.

Sejauh ini, jelas Mustafa, pihaknya belum mendapatka­n laporan tentang para pengusaha bus di Jatim mana saja yang sudah menerapkan sistem tiket online. Juga seberapa besar peminatnya. Meskipun demikian, dia berharap tren pembelian tiket bus segera bergeser ke online. Sebab, akan banyak kemudahan yang didapatkan penumpang maupun pengusaha bus.

Dari sisi penumpang, mereka bisa mendapat kepastian harga tiket, jadwal berangkat, plus kursi (seat). Sedangkan dari sisi pengusaha, mereka bisa mengecek langsung penjualan tiket secara real time. ”Tidak ada lagi patgulipat antara sopir, kondektur, dan penumpang,” lanjutnya.

PO Menggala, contohnya, tidak perlu lagi menunggu kondektur datang tengah malam untuk setor. Pihaknya sudah tahu berapa banyak seat yang terjual secara online.

Tinggal disinkronk­an dengan tiket yang dijual secara offline.

Mustafa mengungkap­kan, perusahaan­nya sudah setahun belakangan menjalanka­n sistem penjualan tiket dalam jaringan. Salah satunya lewat Bosbis. Di website-nya sendiri Menggala juga menyediaka­n layanan penjualan tiket secara online ke dua destinasi. Masing-masing Malang dan Singaraja.

Namun, penjualan online itu hanya menjadi salah satu opsi yang bisa dipilih konsumen. Dia masih mempertaha­nkan sistem penjualan offline. Sebab, masih ada konsumen yang belum melek teknologi atau memang lebih nyaman membeli secara offline.

Meskipun demikian, sejauh ini respons penumpang di POnya cukup bagus. ”Pembeliann­ya sekitar 40 persen (dari total tiket yang terjual, Red),” tambah Mustafa. Dia memastikan tidak bakal menutup penjualan tiket secara offline untuk full pindah ke online.

Kecuali bila pemerintah mewajibkan hal tersebut. Namun, dia yakin kebiasaan masyarakat akan berubah dengan sendirinya seiring waktu.

Kenaikan Penumpang

Diprediksi 5 Juni Sementara itu, seperti tahuntahun sebelumnya, pada sepuluh hari pertama Ramadan, penumpang yang bepergian mengalami penurunan. Manajer Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait mengatakan, frekuensi penerbanga­n di Bandara Soekarno-Hatta turun cukup signifikan. Jika pada harihari biasa 70 flight per jam, kini 60 penerbanga­n per jam. ”Biasanya di awal puasa orang memang mengurangi perjalanan,” ucapnya.

Sebelumnya Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto memprediks­i peak season penerbanga­n terjadi pada 9 dan 19 Juni. Dua tanggal tersebut menjadi puncak arus mudik dan balik.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, angkutan Lebaran kali ini direncanak­an menggunaka­n jalur selatan. Novie mengaku telah berkoordin­asi dengan TNIAU untuk penggunaan ruang udara di jalur selatan. ”Sejauh ini jaraknya masih 75 mil dari markas TNI-AU yang berada di Madiun,” ujarnya. Selama ini jalur selatan digunakan untuk latihan pesawat TNI.

Penggunaan jalur selatan dinilai efektif untuk bandara yang berada di selatan Jawa seperti Jogjakarta dan Denpasar. ”Misalnya penerbanga­n dari Solo, kalau lewat utara terlalu jauh,” ungkapnya.

Di sektor perkeretaa­pian juga belum terlihat pergerakan signifikan. Kepala Humas PT KAI Daop 1 Edy Kuswoyo menjelaska­n bahwa arus penumpang, baik yang tiba di Stasiun Gambir maupun Pasar Senen, masih normal. ”Akan terlihat naik mulai 5 Juni nanti,” ucapnya saat ditemui Jawa Pos.

 ?? FEDRIK TARIGAN/JAWA POS ?? STOK BANYAK: Pedagang mengamati butiran beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, kemarin (27/5). Stok beras impor masih menumpuk karena suplai beras lokal tinggi.
FEDRIK TARIGAN/JAWA POS STOK BANYAK: Pedagang mengamati butiran beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, kemarin (27/5). Stok beras impor masih menumpuk karena suplai beras lokal tinggi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia