Jawa Pos

Habiskan 50 Kg Ayam Setiap Hari

-

BISNIS Ayam Geprek Mang Soetta terbilang laris. Dalam sehari, dua gerainya bisa menjual 300–500 kotak. Kisaran harganya Rp 13 ribu–Rp 20 ribu. Tidak kurang 50 kilogram ayam dibutuhkan untuk memenuhi permintaan tersebut.

Dhiemas mengaku mendapat suplai dari pedagang-pedagang ayam di Gresik. ’’Sebenarnya supplier-supplier ayam banyak yang nawari saya. Tapi, saya lebih senang memberdaya­kan pedagang lokal saja agar sama-sama berkah,’’ jelasnya.

Ayam geprek yang dijual Dhiemas tidak melulu rasa pedas seperti yang dijual pada umumnya. Di gerainya, ada juga ayam geprek rasa bawang, sambal ijo, asam manis, blackpappe­r, sampai kecap bakar.

Untuk pemasarann­ya, selain mengikuti bazar, Ayam Geprek Mang Soetta mengandalk­an promosi online. Misalnya lewat Instagram, Facebook, atau menggunaka­n aplikasi

Go-Food. Dhiemas juga rutin melakukan promosi ke kantorkant­or. ’’Permintaan dari corporate untuk rapat ataupun

gathering alhamdulil­lah juga banyak,’’ ungkap pria yang hobi bermusik itu.

Selain corporate, pelanggan setianya berasal dari kalangan anak muda dan kelompok arisan atau pengajian. Menu best seller-nya adalah paket keju mozzarella dengan harga Rp 19 ribu. ’’Di gerai, kami juga punya kartu-kartu yang berisi

quote-quote motivasi untuk properti foto anak muda. Sekarang zamannya anak muda hobi foto, kemudian dimasukkan ke

Instagram, sehingga kami juga menyediaka­n properti itu,’’ tutur Dhiemas.

Dalam menjalani bisnisnya, Dhiemas menjumpai beberapa kendala. Salah satunya sulit membagi waktu antara kerja di kantor dan menggarap bisnis kulinernya. ’’Memang, kendalanya adalah waktu yang belum bisa maksimal di gerai. Pagi sampai sore di kantor. Kemudian, sore sampai malam di warung. Keduanya harus jalan beriringan,’’ ungkapnya.

Dhiemas punya tip bagi mereka yang hendak berbisnis. Yang penting adalah berani memulai dan jangan ditundatun­da. Juga, tidak boleh takut gagal. Dalam sebuah usaha, pasti ada risiko yang terjadi. ’’Kalau misalnya tidak mencoba, kita tidak akan tahu usaha yang akan kita jalani itu sukses atau gagal. Kalau gagal, jadikan itu sebagai sebuah pembelajar­an agar lebih baik ke depan,’’ tegasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia