Jawa Pos

Ingin Kembali Lagi Melalui Kualifikas­i

-

Boston Marathon 2018 merupakan ajang penutup bagi Adriansyah Chaniago untuk menamatkan Abbott World Marathon Majors. Yang Lebih membahagia­kan, sang istri, Rizta Dhiana, juga turut finis dua jam di belakang Adriansyah.

PAGI di Boston, 16 April 2018, menjadi momen yang tidak akan dilupakan bagi pasangan suami istri Adriansyah Chaniago-Rizta Dhiana. Saat itu, Aad –sapaan Adriansyah– dan Dhiana menunggu start salah satu maraton yang masuk dalam seri WMM tersebut. Mereka adalah dua di antara sepuluh pelari Indonesia yang ambil bagian di Boston Marathon kategori full marathon (FM).

Kepada Jawa Pos, Dhiana menceritak­an, Boston Marathon 2018 menjadi race tersulit yang mereka ikuti. Sebelum start dimulai, hujan mengguyur race central. Tak cukup di situ, cuaca yang berkisar di 2–11 derajat Celsius terasa cukup memberatka­n dengan kecepatan angin 12–25 mph.

Bahkan, bila biasanya para pelari melepas semua jaket yang mereka kenakan sembari menunggu start, saat itu mereka harus memakai jas hujan. Beruntung, Aad yang tidak membawa jaket bisa mendapatka­n jaket yang diberikan cuma-cuma.

”Bahkan, sepanjang jalan, ketika ponco kami sudah basah kuyup, ada yang menawarkan ponco dan sarung baru, for free,” ujar Dhiana. Dengan tantangan seperti itu, tidak heran bila salah satu media Amerika Serikat, Boston Globe, melaporkan bahwa Boston Marathon 2018 merupakan salah satu

race dengan cuaca terburuk sepanjang

event berlangsun­g.

Aad yang finis dalam waktu 4 jam 19 menit sempat black out (hilang sadar, Red) sesaat setelah menyentuh garis finis. Dia meninggalk­an Dhiana cukup jauh di belakang. Setidaknya jaraknya dua jam setelah Aad finis.

”Saat itu, saya langsung ditangani medis. Baju segala macam diganti karena sudah basah kuyup, sedangkan cuaca cukup dingin,’’ terangnya. Beruntung, keduanya tetap mampu menyelesai­kan

race dengan maksimal. Walau secara catatan waktu, Aad belum puas dengan capaiannya.

Dengan hasil di edisi 2018, Aad masih penasaran untuk bisa kembali tampil di Boston Marathon. Tentu dengan catatan lolos BQ, bukan ikut charity ataupun paket tur. ”Kalau melihat waktu terbaik saya di FM, sejauh ini masih terbuka,” lanjut pria 52 tahun itu.

 ?? NURIS ANDI PRASETYO/JAWA POS ?? SEMANGAT: Adriansyah dan Dhiana terus berlatih memacu kemampuan fisik dengan mengombina­sikan latihan di road dan trail.
NURIS ANDI PRASETYO/JAWA POS SEMANGAT: Adriansyah dan Dhiana terus berlatih memacu kemampuan fisik dengan mengombina­sikan latihan di road dan trail.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia