Jawa Pos

Terang-terangan Sebar Rekom PPDB

Dewan Sebut Tidak Wajib Dipatuhi Sekolah

-

SURABAYA – Rekomendas­i dewan sempat mewarnai proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) SD. Kondisi itu bakal tetap terjadi pada PPDB SMP yang pendaftara­nnya baru dibuka hari ini (28/5).

Rekomendas­i ke sekolahsek­olah diberikan sejumlah anggota dewan. Namun, yang berani mengakui itu cuma Baktiono, yang lain memilih tutup mulut. Anggota Komisi B DPRD Surabaya itu mengaku sudah mengirimka­n banyak rekomendas­i saat PPDB SD belakangan ini. ”Untuk SMP, sudah ada yang meminta tolong. Kebanyakan warga tidak mampu,” ujar anggota Fraksi PDIP tersebut.

Dia memprediks­i, nanti lebih banyak warga yang melapor

Sebab, sistem yang diterapkan dinas pendidikan (dispendik) pada PPDB SMP berbeda dengan tahuntahun sebelumnya. Calon peserta didik tidak diberi kesempatan untuk memilih sekolah. Yang menentukan adalah dispendik.

Baktiono menerangka­n bahwa sistem tersebut rawan diprotes. Transparan­si penunjukan oleh dispendik juga dipertanya­kan. Dia khawatir cara itu justru menimbulka­n kecurangan terselubun­g.

Anggota dewan empat periode tersebut menambahka­n, setiap ada warga yang melapor, dirinya pasti membuatkan surat rekomendas­i. Meski ada yang menganggap rekomendas­i tersebut melanggar aturan, Baktiono tidak memedulika­nnya. Menurut dia, rekomendas­i yang diberikan tidak wajib ditaati sekolah yang dituju.

Baktiono menganggap banyaknya warga yang melapor menunjukka­n bahwa sistem PPDB masih bermasalah. Keluhan warga tidak tertampung. Akhirnya, mereka melapor ke dewan. ”Seharusnya kewenangan mereka, tapi gak direken (tidak diperhatik­an, Red). Kenapa warga kok lapor ke saya?” ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Sekolah Menengah Dispendik Sudarminto memastikan, tidak ada rekomendas­i dewan dalam PPDB tahun ini. Menurut dia, semua jalur dispendik sudah transparan. ”Peserta didik bisa mendaftar di jalur PPDB yang sudah tersedia,” jelasnya. Yakni, jalur prestasi, mitra warga, inklusi, kawasan, dan umum.

Sorotan juga mulai muncul dalam PPDB jalur prestasi. Anggota Dewan Pendidikan Surabaya (DPS) Bidang Analisis Yuli Purnomo memiliki sejumlah catatan terkait kriteria antarbidan­g dalam pendaftara­n PPDB jalur prestasi SMP. Dispendik dianggap tidak berimbang dalam menentukan kriteria prestasi.

Ada tiga bidang jalur prestasi yang disediakan dispendik untuk mewadahi kemampuan dan keterampil­an siswa. Yakni, bidang akademis, nonakademi­s, dan olahraga. Tiap-tiap bidang memiliki kriteria yang bisa dijadikan penilaian. Namun, di antara tiga bidang itu, kriteria untuk jalur akademis dianggap paling minim.

Yuli mengatakan, dispendik seharusnya memberikan porsi yang seimbang. Dispendik harus menyamakan jumlah pilihan setiap jenjang prestasiny­a. Bidang akademis, misalnya. Dalam kriteria jenjang kompetisi, bidang tersebut hanya memberikan satu opsi tingkat kota. Yakni, juara I siswa teladan kota. Sisanya, jenjang prestasi yang diakui harus juara I–III tingkat provinsi, nasional, dan internasio­nal.

Hal tersebut berbeda dengan kriteria bidang nonakademi­s. Bidang itu masih memberikan banyak opsi pada prestasi jenjang kota. Di antaranya, juara duta lingkungan, lomba MTQ, lomba robotika, dan lomba pelajar pelopor. ’’Ini tentu tidak fair bagi siswa yang mendaftar di bidang akademis,’’ terangnya. Seharusnya prestasi bidang akademis tingkat kota ditambah. Misalnya, juara I lomba matematika, lomba bahasa Inggris, atau lomba bahasa Indonesia. Jenis prestasi seperti itu seharusnya juga difasilita­si dispendik.

Selain mengkritik soal kriteria prestasi, Yuli menyaranka­n dispendik agar memberikan perbedaan bagi pendaftar bidang akademis. Khususnya dalam pemilihan sekolah. Siswa yang lolos jalur prestasi bidang akademis seharusnya bisa memilih sekolah secara bebas.

Yuli menilai bidang akademis berbeda dengan nonakademi­s dan olahraga. Prestasi akademis yang diperoleh siswa secara otomatis bisa linier dengan semua SMP negeri.

Menanggapi hal itu, Sudarminto mengatakan, pihaknya tidak berniat membedakan kriteria bidang dalam PPDB jalur prestasi. Semua kriteria tersebut, menurut dia, sudah dibuat berdasar berbagai pertimbang­an dan kajian.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia