Urap-Urap Lumut Lengkapi Lauk
SURABAYA – Urap-urap lumut bisa menjadi alternatif pelengkap lauk berbuka puasa. Meski namanya nyeleneh, kalau sudah mencoba, dijamin ketagihan. Urapurap lumut itu bisa jadi lauk, bisa juga di-gado (dimakan tanpa nasi).
Urap lumut bisa didapat di Jalan
Babatan Gang II
Surabaya. Setelah perempatan di gang tersebut, akan banyak penjual yang menyajikan urap-urap lumut. Cukup dengan merogoh uang Rp 4.000, sudah bisa membawa pulang satu porsi urap-urap lumut
Bahannya menggunakan lumut tanah yang sudah dicuci bersih, kemudian dikukus. Lumut itu disajikan bersama kecambah mentah, kukusan kubis, parutan kelapa yang masih fresh, dan satu sendok sambal tomat. ”Semua bahannya dijadikan satu dan ditambah sambal pedas,” kata Susana, penjual sayur urap lumut.
Dia menjelaskan, sebelum dimasak, lumut itu melalui proses panjang. Yaitu, lumut harus dicuci hingga enam kali sampai benarbenar bersih. Jika masih kotor, lumut belum layak untuk dikukus. ”Banyak orang yang bilang lumut adalah jamur tanah. Tetapi, kalau orang Jawa bilangnya lumut,” ujar Susana.
Biasanya, urap-urap lumut itu menjadi pelengkap lauk. ”Ada juga yang makan langsung tanpa nasi karena rasanya gurih dan pedas,” tambahnya.
Rasa gurih berasal dari parutan kelapa yang dicampur dengan kecambah dan daun kubis. Jika pedasnya jelas berasal dari sambal yang menjadi satu.
Menurut Susana, banyak orang yang belum mengetahui bahwa lumut bisa dimasak. Padahal, banyak pelanggannya yang merasakan kenikmatan dari gurihnya sayuran yang diurap tersebut.
Dalam sehari, dia mampu menjual dua panci urap lumut. Menurut dia, makanan itu sering dicari selama Ramadan. ”Karena praktis dan sehat,” tambahnya.