Jawa Pos

Tiga Pekan Pulpen di Lambung Batita

Tim RSUD dr Soetomo Keluarkan lewat Rongga Dada

-

SURABAYA – Anak-anak di bawah tiga tahun (batita) cenderung memasukkan apa saja yang ditemukan ke dalam mulut. Saat orang tua lengah sedikit saja, benda asing itu bisa tertelan dan masuk ke saluran pencernaan.

Dokter Poerwadi SpB SpBA mengungkap­kan, RSUD dr Soetomo kedatangan seorang pasien berusia 18 bulan yang menelan pulpen. Batita tersebut dibawa ke rumah sakit milik Pemprov Jatim setelah tiga pekan alat tulis itu bersarang di dalam tubuhnya.

Menurut Poerwadi, benda tersebut tidak sengaja tertelan ketika batita itu tengah bermain pulpen dan terdorong oleh sang kakak dari belakang. Awalnya, alat tulis tersebut masih terlihat di kerongkong­an dan coba ditarik oleh sang ibu. Tetapi, alat tulis itu justru terdorong masuk ke saluran pencernaan. ’’Saat dibawa ke sini, pulpen sudah masuk ke lambung dengan posisi melintang dan menembus paru-paru, tetapi tidak sampai mengenai bronkus,” jelas dosen FK Unair tersebut.

Infeksi juga sudah mulai terjadi pada paru-parunya. Meski begitu, selama tiga minggu, batita itu tetap bisa makan dan minum dengan normal. Tim dokter pun sempat berdiskusi cukup lama untuk menentukan tindakan operasi yang akan dilakukan. Hingga akhirnya, tim dokter memutuskan mengambil melalui rongga dada karena tindakan tersebut dinilai memiliki risiko paling minimal.

Tindakan operasi dilakukan pada Kamis (24/5). ’’Setelah kami keluarkan, pulpen itu ternyata memiliki panjang 15 cm dengan diameter 1 cm. Itu merupakan salah satu operasi yang cukup sulit untuk benda asing yang tertelan,” ucapnya.

Kasus tertelanny­a benda asing tersebut bukan hal yang aneh di rumah sakit milik Pemprov itu. Tetapi, untuk jumlahnya, Poerwadi masih belum bisa memastikan. ’’Cukup sering. Jumlahnya sedang kami kumpulkan,” jelasnya.

Dia juga mengingatk­an, jika masyarakat menelan benda asing, terutama anak-anak, segera pergi ke dokter untuk mendapatka­n penanganan lebih lanjut. Apalagi bila sampai terjadi gangguan makan minum dan pernapasan. Sebab, keberadaan benda asing di dalam tubuh tersebut bisa berakibat fatal. Mulai sesak napas hingga terjadi infeksi.

Poerwadi menjelaska­n, benda asing yang dimaksud bukan makanan dan sesuatu yang seharusnya tidak masuk ke tubuh. Ada yang berbentuk padat, terurai, dan cair.

Yang berbentuk cair biasanya berupa asam dan basa yang bisa berakibat langsung merusak saluran pencernaan. Sementara itu, bahan terurai yang tertelan dapat mengakibat­kan racun dalam tubuh.

’’Untuk padat, ada tiga macam. Bisa runcing, tumpul, dan tidak beraturan,’’ ungkapnya. Kalau benda padat tersebut tertelan dan masuk saluran pencernaan, ada tiga tempat penyempita­n letak benda tersebut bisa tersangkut. Yakni, bagian orofaring di belakang rongga mulut yang dapat dilewati udara dan makanan, persilanga­n antara esofagus dan aorta, serta bagian esofagus yang menuju lambung.

 ?? DWI WAHYUNINGS­IH/JAWA POS ?? BENDA ASING: Dokter Poerwadi SpB SpBA menunjukka­n lokasi pulpen yang tertelan oleh seorang anak usia 18 bulan. Foto kanan, posisi alat tulis yang bersarang di lambung bayi dan menembus paru-paru.
DWI WAHYUNINGS­IH/JAWA POS BENDA ASING: Dokter Poerwadi SpB SpBA menunjukka­n lokasi pulpen yang tertelan oleh seorang anak usia 18 bulan. Foto kanan, posisi alat tulis yang bersarang di lambung bayi dan menembus paru-paru.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia