Purabaya Siaga Mulai H-15 Lebaran
Antisipasi Arus Mudik dari Luar Pulau
SURABAYA – Masa mudik dan arus balik Lebaran umumnya berlangsung 7–10 hari sebelum dan sesudah Lebaran. Namun, Terminal Purabaya membuka layanan lebih awal untuk pemudik. Tujuannya, mengantisipasi lonjakan penumpang dari Pelabuhan Tanjung Perak.
Kondisi tersebut didukung fakta bahwa masa mudik melalui jalur laut berlangsung lebih awal. Para calon penumpang berasal dari luar pulau. Di antaranya, kota-kota di Kalimantan seperti Banjarmasin dan Balikpapan. Lalu, Nusa Tenggara Barat, Balikpapan, dan Makassar. Sebagian besar merupakan pekerja proyek di pelabuhan-pelabuhan tersebut.
Pengguna jasa angkutan laut diperkirakan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak awal Juni. Setiba di Pelabuhan Tanjung Perak, penumpang diangkut bus DAMRI menuju ke Terminal Purabaya. ”Di terminal, mereka melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan masing-masing,” kata Kasubnit UPT Terminal Purabaya Hardjo.
Awak bus sudah hafal jam kedatangan mereka. Karena itu, sebagian perusahaan otobus (PO) mengerahkan armadanya sejak awal Juni. Lebih awal dari masa mudik yang ditetapkan pemerintah. Yakni, H-7 atau H-10.
Hardjo menyatakan, jumlah penumpang dari kapal sangat besar. Setiap kapal mengangkut sekitar 3 ribu penumpang. Dari jumlah tersebut, 50 persennya menggunakan jalur bus di Terminal Purabaya. Rute yang dituju, antara lain, Banyuwangi,
Pacitan, Bojonegoro, Kediri, Madiun, dan Trenggalek.
”Itu menjadi tradisi dari tahun ke tahun,” jelasnya.
Untuk memaksimalkan layanan, lanjut Hardjo, petugas di Terminal Purabaya tidak diperbolehkan libur. Mereka siaga dalam tiga sif. Yaitu, pagi, siang, dan malam. Kebijakan itu berlangsung hingga H+15 Lebaran.
Saat ini armada yang beroperasi di Terminal Purabaya tercatat 900–1.000 unit. Mulai 1 Juni armada diperkirakan bertambah hingga 1.400 unit. Jumlah itu merupakan armada reguler. Belum termasuk armada cadangan yang sudah disiagakan.
Menurut Hardjo, sebenarnya total armada reguler di Terminal Purabaya sangat banyak. Total bisa mencapai 1.450 armada. Pada kondisi normal, tidak semua armada reguler itu beroperasi. Hanya yang ramai. Jumlahnya sekitar 900–1.000 unit. ”Saat kapal mulai berdatangan, semua akan dikerahkan,” ungkapnya.
Dari sisi pengamanan, UPT Terminal Purabaya memaksimalkan personel di lapangan. Pada masa-masa sibuk seperti arus mudik dan balik, mereka akan mendapatkan bantuan dari anggota TNI, Polri, Linmas, PMK, dan beberapa lembaga lainnya. Termasuk tim-tim kesehatan dan Pramuka.
Saat kapal mulai berdatangan, semua akan dikerahkan
HARDJO
Kasubnit UPT Terminal Purabaya