Polda Akan Bangun Rutan Khusus Teroris
Kapolda Ajukan Anggaran ke Pemprov
SURABAYA – Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin mengatakan, ada 31 terduga pelaku teror yang diamankan di Jatim. Agar penanganannya efisien, dia berencana membangun rumah tahanan (rutan) khusus teroris untuk proses penyidikan di Mapolda Jatim.
Machfud menyatakan sedang menyusun proposal anggaran untuk diajukan ke Pemprov Jatim. Dia menjelaskan, rutan khusus teroris itu bakal dibangun di atas lahan yang ditempati Direktorat Tahanan dan Barang Bukti Polda Jatim. ”Konsepnya sudah ada, sedang didetailkan. Syukur, Pakde Karwo sudah menyetujui secara lisan,” ujarnya.
Rutan tersebut bakal dibangun empat lantai. Rencananya, lantai pertama digunakan untuk kantor dan sel tahanan teroris. Lantai 2 hingga lantai 4 akan ditempati tahanan pidana umum (pidum).
Pembangunan rutan khusus teroris itu tidak main-main. Jenderal bintang dua tersebut mengklaim bakal menerapkan maximum security untuk sel tahanan yang baru. Misalnya, bakal ada puluhan CCTV (closed circuit television) yang terintegrasi dengan Command Center Polda Jatim.
Kamera pengawas itu juga bakal dilengkapi modul face recognition (pengenal wajah). Dengan begitu, polisi punya rekam jejak khusus yang diperlukan di kemudian hari. Machfud memperkirakan, rutan khusus tersebut mampu menampung 50 tahanan teroris dan 200 tahanan pidum. ”Saya mau maximum security. Mudahmudahan bisa terealisasi dengan waktu singkat,” jelasnya.
Jenderal asli Ketintang itu menuturkan, pihaknya sudah mengamankan 31 terduga teroris. Mereka kini diperiksa para penyidik. Para terduga teroris itu ditangkap di berbagai daerah di Jatim. Mulai dari Surabaya, Sidoarjo, Jombang, Mojokerto, hingga Probolinggo. ”Sekarang kita biarkan penyidik bekerja keras. Sudah tugas mereka untuk bikin berkas perkara,” ucapnya.
Di bagian lain, proses trauma healing pada tujuh anak teroris terus berlangsung. Yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas mulia itu adalah Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) RS Bhayangkara Polda Jatim.
Machfud menyatakan, PPT tidak sendirian. Mereka melibatkan beberapa unsur untuk menangani masalah kompleks yang ada di pikiran anak teroris itu. Mulai ahli agama yang bertugas untuk deradikalisasi hingga psikolog, psikiater, dan ahli anak yang berperan untuk memperbaiki mentalnya. ”Urusan medis, mereka sudah sehat semua. Sekarang tinggal yang nonfisik,” tuturnya.
Langkah komprehensif itu dipandang Machfud mendesak. Sebab, penyidik menemukan sebuah laptop yang berisi kontenkonten radikal. Terutama videovideo yang mengajak berjihad. Yang paling menyita perhatian petugas adalah adanya video Ahad Berjihad. ”Ya, doktrinnya di situ. Semoga bisa pulih semua ke ajaran agama yang benar,” harapnya.