Jawa Pos

Hidup Harmonis, Pesan Waisak Tahun Ini

-

SURABAYA – Umat Buddha merayakan Hari Waisak kemarin. Sejumlah wihara di Surabaya menjadi jujukan untuk melakukan peribadata­n. Di Surabaya Utara ada Vihara Mahavira. Gerbang tempat ibadat yang terletak di Pasar Besar Wetan, Alun-Alun Contong, Bubutan, itu mulai dibuka pukul 10.00.

Perlahan-lahan, kendaraan dan umat yang datang dengan berjalan kaki masuk ke halaman untuk memulai serangkaia­n ritual. Diawali dengan mengucapka­n pemujaan di altar utama, lalu ke bodisatva dan dewa-dewa pelindung

J

Ditemani alunan doa, umat mulai mengelilin­gi semua altar. Mereka juga melakukan ritual mandi Buddha yang dibuka kemarin. Setelah itu, mereka duduk menunggu ibadat dimulai.

Begitu lonceng berbunyi, suasana hening. Di depan, Suhu Chuang Hui merapal doa berulang-ulang. Sesaat setelah itu, muncul barisan jemaat yang memakai jubah biru. Mereka membawa patung dan sesembahan dengan didampingi tujuh payung.

”Umat Buddha harus bisa merasakan damai setiap saat. Saya tahu bahwa ada keresahan di Surabaya saat ini. Tapi, kita tetap harus mengejar semua amalan yang sudah diajarkan oleh Buddha,” ujar Suhu Chuang Hui.

Di Surabaya Timur, umat Buddha menjalani prosesi puja bakti. Salah satunya di Vihara Buddhayana Dharmawira Centre (BDC) Jalan Panjang Jiwo. Para biksu memimpin dengan membaca paritta suci. Mantra-mantra Budhayana tersebut diucapkan dengan lafal yang lembut.

Bhante Nyana Mano mengatakan, perayaan Waisak kali ini mengajak seluruh umat Buddha untuk bersama-sama hidup secara harmonis. Ajaran Buddha mengajarka­n untuk menjaga pikiran dan hati agar bisa hidup dalam kerukunan. Ibaratnya, taman akan rusak jika diterpa badai. Tugas manusia menjaga taman yang indah tersebut agar tidak rusak diterpa badai. ”Kita semua hidup dalam keanekarag­aman. Warga Indonesia memiliki suku, ras, agama, dan budaya yang beragam. Jangan sampai badai kebencian dan keserakaha­n menguasain­ya,” katanya.

Sementara itu, ratusan umat juga mendatangi Vihara Buddhayana di Jalan Raya Putat Gede, Sukomanung­gal. Sebelum memulai acara inti, para umat melakukan Pradaksina. Yakni, mengelilin­gi tempat ibadah dengan menggengga­m bunga sedap malam. Mereka berkelilin­g tiga kali searah jarum jam. Setelah itu, para umat memulai doa inti pada pukul 10.00 dengan bersimpuh di hadapan patung Buddha.

Biksu Vijjananda memimpin doa dan mengisi ceramah di dalam wihara berkapasit­as 500 orang tersebut. Dalam pesan suci Waisak 2562 BE kali ini, dia mendoakan keselamata­n bangsa dan umat. Selain itu, para umat diingatkan kembali tentang ajaran Buddha. Agar kehidupan mereka semakin sejahtera dan diberkahi. ”Semoga Waisak kali ini membuat umat dan bangsa ini menjadi lebih teduh dan harmoni dalam kehidupan berbangsa,” terangnya.

Dia menambahka­n, tema Waisak tahun ini adalah Harmoni dalam Kebinekaan untuk Bangsa. Artinya, mengajak seluruh umat untuk hidup rukun berdasar cinta kasih sesuai ajaran Buddha.

 ?? AHMAD KHUSAINI/JAWA POS ?? RAYAKAN HARI SUCI: Umat Buddha beribadah di Vihara Mahavira, Pasar Besar Wetan, Alun-Alun Contong, kemarin (29/5).
AHMAD KHUSAINI/JAWA POS RAYAKAN HARI SUCI: Umat Buddha beribadah di Vihara Mahavira, Pasar Besar Wetan, Alun-Alun Contong, kemarin (29/5).
 ?? GUSLAN GUMILANG/JAWA POS ?? BAWA SEDAP MALAM: Umat melakukan ritual Pradaksina dengan cara mengelilin­gi wihara tiga kali searah jarum jam di Vihara Buddhayana, Sukomanung­gal.
GUSLAN GUMILANG/JAWA POS BAWA SEDAP MALAM: Umat melakukan ritual Pradaksina dengan cara mengelilin­gi wihara tiga kali searah jarum jam di Vihara Buddhayana, Sukomanung­gal.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia