Jawa Pos

Tampil Tidak Sekadar untuk Menghibur

Yogi Adianta Simon, Sales Manager Part Timer Badut

- Yogi Adianta Simon punya kesibukan ganda. Selain menjadi sales manager di salah satu perusahaan, dia jago menghibur bocah lewat aksinya menjadi badut. Ada misi di balik aksi itu. MARIYAMA DINA

KEGIATAN sosial bisa dilakukan dengan bermacam cara. Yogi memilih menjadi badut. Bukan untuk tambahan penghasila­n, melainkan beramal. Dengan menjadi badut, dia merasa lebih mudah dekat dengan anak-anak. Tujuan utamanya mengajarka­n kebaikan dengan cara menyenangk­an.

Yogi tahu bahwa badut itu menyeramka­n bagi sebagian orang. Namun, hal tersebut tidak menyurutka­nnya. Malah menjadikan­nya salah satu alasan. Dia ingin membuat semua orang melihat badut sebagai sosok yang menyenangk­an. Dalam setiap pertunjuka­nnya, dia berharap penonton tidak hanya terhibur. Tetapi juga mendapatka­n sesuatu yang bermanfaat. Karena itu, dia selalu menyisipka­n pelajaran moral seperti nasionalis­me dan kebaikan lain di dalamnya. ’’Biasanya saya ikut mendukung kegiatan-kegiatan sosial dalam sebuah komunitas,’’ tambahnya.

Misalnya, di Yayasan Peduli Kanker Anak Indonesia (YPKAI) Surabaya. Dia hadir menghibur anak-anak yang dirawat. Bagi dia, senyum seorang anak merupakan hal yang sangat berharga. ’’Di sana saya meyakinkan kepada anak-anak agar mereka tetap bersemanga­t dan harus terus tersenyum,’’ ungkap warga Taman Kendangsar­i itu J

Pria lulusan teknik sipil UK Petra tersebut pernah terlibat dalam trauma healing anak-anak yang terkena bencana Merapi. Jiwa menghiburn­ya berawal dari hobi sulap dan mengkreasi bentuk-bentuk balon untuk anakanak di gereja.

Hal itu digeluti sejak 2001. Lalu, pada 2014 dia bertemu teman akrabnya yang bekerja sebagai badut dari Malaysia. ’’Kemudian, saya dan teman-teman yang tertarik di dunia sosial diajak untuk menghadiri pertemuan World Clown Alley di Malaysia,’’ ungkapnya.

Di sana dia tahu bahwa ada beragam subprofesi dalam badut. Misalnya, badut MC, badut sirkus, badut ulang tahun, dan badut yang bergerak di bidang sosial. ’’Yang bergerak di bidang sosial biasanya ke beberapa rumah sakit untuk menghibur pasien,’’ tambah pria dengan nama panggung Jejo tersebut.

Ayah dua anak itu menambahka­n, profesi tersebut bisa menjadi sebuah alat untuk membuat orang lain bahagia. Dia dan temanteman­nya lantas mendirikan komunitas Indonesia Clown Alley yang juga diketuai olehnya.

Cita-citanya kini tidak hanya menjadi badut yang bergerak di bidang sosial. Namun, dia juga ingin membawa nama badut Indonesia lebih dikenal dunia. Bahkan, ada sebuah kompetisi khusus untuk perlombaan badut tingkat dunia. ’’Untuk membawa kompetisi tahunan tersebut ke Indonesia, kita harus menunjukka­n prestasi dulu,’’ tuturnya.

Meski sangat menikmati saatsaat menjadi badut, Yogi tetap menyebut kegiatan itu sebagai sampingan. Dia menerima tawaran menjadi badut ketika jadwalnya longgar. ’’Pekerjaan utama tetap sales manager, kepala rumah tangga, dan seorang ayah,’’ ungkapnya.

 ?? YOGI ADIANTA SIMON FOR JAWA POS ?? BAWA PESAN TERSENDIRI: Yogi Adianta Simon saat menjadi badut foto bersama anak keduanya, Joe Marvell, yang ikut berdandan seperti ayahnya.
YOGI ADIANTA SIMON FOR JAWA POS BAWA PESAN TERSENDIRI: Yogi Adianta Simon saat menjadi badut foto bersama anak keduanya, Joe Marvell, yang ikut berdandan seperti ayahnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia