Kue Talam Setahun Sekali
SURABAYA – Kampung Ampel memang menjadi tempat yang paling cocok untuk ngabuburit
Di sepanjang jalan banyak penjaja takjil. Salah satu yang ramai dikunjungi pembeli, penjual kue talam banjarmasin atau wadai.
Meski dijual di stan kecil pinggir jalan di depan Gang Ampel Menara, kue tersebut cepat habis. ”Mulai jualan biasanya pukul 15.00. Kadang, dua jam langsung ludes,” kata Kurnia Ata Noor Rachman, pedagang kue talam banjarmasin.
Kue Talam itu sangat dinanti lantaran hanya dijual satu tahun sekali setiap Ramadan. Menurut Kurnia, di Surabaya kue tersebut hanya ada di Ampel. Rasanya yang manis sangat pas untuk berbuka puasa. Kurnia menyediakan enam varian rasa yang sama enaknya.
Antara lain, rasa petah. Kuenya diberi lapisan kelapa yang sudah dibumbui. Rasanya gurih. Ada pula rasa pandan atau kerap disebut nangka susun, rasa amparan tatak pisang, dan rasa kararaban (atas keningar atau kayu manis). Juga terdapat putri selat (kue talam dengan tiga lapis, kelapa, srikaya, dan santan) dan sari muka lakatan (kue dengan dua lapis, srikaya dan ketan).
Kurnia menuturkan, kue talam bikinannya merupakan resep turun-temurun keluarganya selama 40 tahun. Kurnia tidak menjual setiap hari karena menganggap proses pembuatan kue itu rumit dan lama.
Proses memasak biasanya dia mulai pukul 06.00 dan baru tuntas pukul 13.00. Setiap lapis yang dibuat diolah dengan telaten. Setiap kue dijual Rp 13.500. ”Kalau mulai masaknya sudah kesiangan, kami pilih tidak berjualan,” katanya.