Jawa Pos

Istirahat Saling Serang

-

GAZA – Mesir berhasil menjadi penengah. Saling serang antara Hamas dan militer Israel (IDF) akhirnya terhenti kemarin pagi (31/5).

Padahal, sehari sebelumnya situasi memanas. Hamas dan kelompok Islamic Jihad meluncurka­n setidaknya 70 roket dan bom mortar ke wilayah yang diduduki Israel. IDF membalas dengan serbuan tank dan juga serangan udara.

Setidaknya 55 fasilitas milik Hamas dibombardi­r dari udara. Itu aksi saling serang paling panas sejak perang 2014.

Sebagaiman­a dilansir Reuters, Hamas meluncurka­n roket-roketnya sepanjang hari pada Selasa lalu (29/5). Tiga prajurit IDF dilaporkan luka-luka. Saat pembicaraa­n gencatan senjata berlangsun­g, kedua pihak masih saling serang meski tak seperti sehari sebelumnya.

Belum diketahui apakah ada korban luka dari pihak Hamas dan sekutunya. Yang jelas, saat konflik terjadi, biasanya mereka mengosongk­an fasilitas-fasilitas yang menjadi sasaran empuk bom udara Israel.

’’Kesepakata­n dicapai untuk menerapkan kembali gencatan senjata di Jalur Gaza,’’ terang Wakil Ketua Hamas di Gaza Khalil al-Hayya. Yang dimaksud adalah gencatan senjata pascaperan­g pada 2014. Hamas berjanji untuk patuh asalkan Israel melakukan hal serupa.

Hamas maupun Islamic Jihad menyatakan menyerang sebagai bentuk pembalasan atas pembunuhan sekitar 116 warga Palestina sejak aksi The Great March of Return pada 30 Maret.

Kesabaran penduduk Gaza memang hampir habis. Lebih dari sebelas tahun mereka diblokade. Wilayah Palestina itu bahkan dilabeli sebagai penjara terbuka terbesar sedunia. Ribuan pengungsi yang diambil tanahnya oleh Israel juga masih hidup tak menentu di Gaza. Merekalah yang menggelar aksi yang merenggut ratusan nyawa tersebut. Tujuannya satu, kembali pulang ke tanah yang dirampas Israel.

Pemerintah Israel kian membuat jengkel dengan membangun pagar pembatas laut yang dilengkapi dengan kawat berduri. Tujuannya, mencegah penduduk Gaza menyusup dari jalur laut. Pembanguna­n pagar tersebut bakal selesai akhir tahun nanti dan diklaim sebagai satu-satunya di dunia.

Sementara itu, pada hari yang sama dengan serangan Hamas, satu unit kapal yang membawa 17 orang berusaha menembus blokade Israel. Kapal yang di dalamnya berisi mahasiswa, pasien, dan orang-orang yang terluka dalam aksi The Great March of Return itu berencana ke Limassol, Siprus.

Mereka membawa paspor dan berencana berobat ke Turki. Sekitar 30 perahu nelayan mengiringi kapal utama tersebut untuk memberikan dukungan.

Sayang, niat itu tak kesampaian. Begitu mereka melewati 9 mil laut, kapal-kapal Israel langsung meluncurka­n tembakan dan membawa mereka ke Pelabuhan Ashdod.

 ?? MOHAMMED SALEM/ REUTERS ?? BERJUANG DI LAUT: Perahu-perahu yang membawa warga Gaza menembus blokade israel. Sayang, perjuangan mereka gagal.
MOHAMMED SALEM/ REUTERS BERJUANG DI LAUT: Perahu-perahu yang membawa warga Gaza menembus blokade israel. Sayang, perjuangan mereka gagal.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia