Jawa Pos

Bunga Bank Tak Otomatis Naik

Perbankan Bersaing Salurkan Kredit

-

JAKARTA – Dampak naiknya suku bunga acuan terhadap bunga perbankan diperkirak­an belum akan terjadi. Setidaknya dalam jangka pendek. Baik untuk bunga simpanan maupun bunga kredit.

Sebagaiman­a diketahui, Bank Indonesia (BI) menuruti kehendak pasar finansial dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin sepanjang Mei ini. Saat ini BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) menjadi 4,75 persen.

Pada Maret lalu, pertumbuha­n kredit secara year-on-year (yoy) tumbuh 8,54 persen. Sedangkan pertumbuha­n dana pihak ketiga (DPK) 7,66 persen atau lebih rendah daripada pertumbuha­n kredit.

Meski begitu, tren akhir tahunan biasanya menunjukka­n pertumbuha­n kredit lebih rendah daripada pertumbuha­n DPK. ”Artinya, orang masih akan simpan uang di bank berapa pun bunga simpananny­a. Jadi, saat ini sebenarnya persaingan bank bukan pada perebutan dana nasabah, tapi lebih pada peningkata­n penyaluran kredit,” ujar ekonom Institute for Developmen­t Economic and Finance (Indef) Eko Listiyanto kemarin (31/5).

Kondisi likuiditas bank, terutama yang bersumber dari dana masyarakat, masih cukup. Dalam tiga bulan ke depan, Eko memperkira­kan bank belum menaikkan suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit. Kecuali, jika BI kembali menaikkan suku bunga acuannya menjadi 75 basis poin, bank akan melakukan penyesuaia­n terhadap suku bunga simpanan dan kredit.

Sebelumnya, BI memberikan sinyal ruang pengetatan lanjutan dengan adanya kemungkina­n penaikan lanjutan pada suku bunga kebijakan. Menurut Eko, itu bisa dilakukan jika rupiah kembali bergejolak dan The Fed menaikkan suku bunga acuannya. Jika rupiah masih belum stabil dan BI-7DRRR kembali naik, bank juga bisa langsung menaikkan suku bunganya.

Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Osbal Saragi mengatakan, BRI menyikapi kondisi tersebut dengan hati-hati. ”Dengan kenaikan suku bunga acuan menjadi 4,75 persen, cost of fund kami akan naik. Kalau orang bisnis, pasti menaikkan suku bunga. Tapi, kami akan berhati-hati. Kami melakukan kajian, tidak langsung naik,” ujarnya.

Perseroan juga akan terus berupaya meningkatk­an sumber income dari fee based. Dengan begitu, meski BRI belum meningkatk­an suku bunga pinjaman, laba BRI tetap tidak turun. ”Kami kaji dulu untuk mengambil keputusan,” ungkapnya.

Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Maryono menyatakan, pihaknya belum membutuhka­n likuiditas tambahan dan biaya dana belum meningkat. ”Kalau cost of fund ndak naik, ya otomatis sebetulnya bunga kredit ndak perlu ikut naik dulu,” tuturnya.

Sementara itu, optimisme pemerintah terhadap pertumbuha­n ekonomi tahun ini, tampaknya, mulai mengendur.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkap­kan bahwa tahun ini pertumbuha­n ekonomi diprediksi bisa tercapai di kisaran 5,2–5,3 persen saja.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia