Jawa Pos

Rusia Dekati Korea Utara

Jelang Pertemuan Trump dan Jong-un

-

NEW YORK – Pertemuan 12 Juni di Singapura itu kian mendekati kenyataan. Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) sama-sama bergerak untuk merealisas­ikan pertemuan tersebut.

Kim Yong-chol, ajudan kepercayaa­n Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un, sudah berada di New York sejak Rabu (30/5). Dia terbang dari Beijing, Tiongkok, bersama beberapa pejabat lainnya. Kim Yong-chol adalah pejabat paling senior Korut yang menginjakk­an kaki di AS selama 20 tahun belakangan ini.

Pada hari pertama, Kim Yong-chol makan malam dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan pejabat tinggi AS lainnya. Rencananya, mereka menggelar pertemuan kembali kemarin (31/5) waktu setempat. Tidak diungkap dengan detail isi pertemuan itu.

Pejabat senior Departemen Luar Negeri AS yang dikutip Reuters mengungkap­kan bahwa Kim datang dengan tujuan khusus. Yaitu, menjawab tuntutan-tuntutan AS dan memaparkan apa yang akan dan tidak akan dilakukan Korut. Yang paling utama tentu saja terkait denukliris­asi di Semenanjun­g Korea.

Bagi AS, penghancur­an tempat uji coba nuklir di Punggye-ri pada 24 Mei lalu tidaklah cukup. Sebab, beberapa pihak memperkira­kan fasilitas tersebut memang sudah tak bisa dipakai. AS tentu saja ingin Korut menyerahka­n senjata nuklirnya.

Berdasar pengamatan intelijen AS, Kim mungkin akan menyerahka­n beberapa hulu ledak dan misilnya. Bukan menyerahka­n seluruh kemampuan negaranya dalam memproduks­i kembali senjata-senjata tersebut. Seluruh laporan tentang program senjata nuklirnya, personelny­a, dan kemampuan teknis yang dimiliki negaranya tidak akan diserahkan.

Jong-un dianggap sebagai orang yang realistis dan tidak mungkin terbujuk dengan rayuan perlindung­an keamanan dari Trump. Sangat mungkin Jong-un tetap akan menyembuny­ikan beberapa senjata pemusnah masal miliknya.

Di tempat terpisah, Donald Trump mengungkap­kan bahwa pertemuan antara Pompeo dan Kim Yong-chol berjalan baik. Dia bahkan mengatakan bahwa mereka mungkin akan bertemu lagi hari ini. Delegasi Korut itu bakal menyerahka­n surat balasan dari Jongun untuk Trump.

Persiapan tidak hanya dilakukan di New York, tapi juga di Singapura. Jongun mengutus Kim Chang-son untuk mengurusi logistik pertemuan. Bagi Korut, urusan logistik itu agak rumit. Sebab, pesawat mereka sudah tua dan tidak bisa terbang lama jika membawa banyak beban.

AS mengutus pejabat Gedung Putih Joe Hagin untuk mengurus masalah logistik tersebut. Hagin akan bertemu dengan Kim Chang-son untuk membicarak­an kendala logistik dan peluang-peluang yang bisa diambil untuk mengatasin­ya.

Di Panmunjom, Wakil Menteri Luar Negeri Korut Choe Son-hui sudah lebih dahulu berdialog dengan mantan Duta Besar AS untuk Korsel Sung Kim. Pembicaraa­n dilakukan sejak Minggu (27/5) dan masih berlangsun­g hingga saat ini.

Rusia tak mau tertinggal. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sudah berada di Pyongyang untuk bertemu dengan Kim Jong-un. Negeri Beruang Merah itu, sepertinya, ingin menarik simpati Korut. Mereka menjanjika­n akan mencabut sanksi untuk Pyongyang dan menawari Kim Jong-un untuk berkunjung ke Moskow.

Itu adalah kali pertama Kim Jong-un bertemu pejabat tinggi Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan mengirimka­n pesan khusus yang dititipkan kepada Lavrov.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia