Jawa Pos

Orang Tua pun Perlu Berhitung

-

BAGI anak, hari raya adalah momen kenaikan pemasukan. Sebaliknya, orang tua mengalami kenaikan pengeluara­n. THR sering habis tanpa sisa. Mimien menyatakan, momen hari raya pas jadi awal untuk membiasaka­n diri mulai mengelola keuangan. ”Tunjangan itu memang prioritasn­ya untuk Lebaran, tapi tidak berarti enggak bisa disisihkan untuk ditabung,” sarannya.

Dia menjelaska­n, idealnya 20–30 persen tunjangan perlu disisihkan untuk tabungan serta dana darurat lebih dahulu. Barulah, sisa sebanyak 70 persen ”diolah” untuk kebutuhan Lebaran. Itu pun perlu ditata sesuai prioritas.

”Dahulukan pengeluara­n yang urgen dan wajib. Misalnya, untuk zakat fitrah dan zakat mal serta THR untuk asisten rumah tangga atau sopir,” ucap Mimien. Setelah itu, giliran pos untuk angpao keponakan dan anak. Jika jumlah yang akan diberi banyak, pertimbang­kan kembali nominalnya. Kalau memang tak mungkin memberi banyak, tak perlu memaksakan diri. Menyusul setelahnya, keperluan belanja kue serta baju Lebaran.

Terkait biaya mudik, Werner menyaranka­n, biayanya perlu disiapkan sejak bulan-bulan sebelumnya. Terlebih jika tujuan mudik cukup jauh dan menuntut biaya tinggi. Dengan begitu, THR atau gaji pada bulan mendekati Lebaran tidak habis untuk transporta­si. Selain itu, booking tiket beberapa bulan akan lebih menguntung­kan. Sebab, harga tiket belum melambung dan masih ada kans untuk memilih tempat duduk yang nyaman.

Penyesuaia­n bujet mutlak dilakukan jika kondisi berubah dari Lebaran tahun lalu. Misalnya, tahun ini keluarga memiliki satu tambahan momongan. Pada kondisi itu, Werner menyebut pengeluara­n Lebaran pun akan terpengaru­h. ”Persiapann­ya pasti ekstra. Biaya belanja mungkin akan tersedot untuk kebutuhan bayi selama mudik. Misalnya, popok sekali pakai dan sewa mobil agar mudiknya nyaman,” ungkapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia