Jaga Komposisi Ganda Putri
Untuk Pertahankan Emas di Asian Games
JAKARTA – Kekuatan Indonesia di Asian Games 2018 masih mengandalkan para pebulu tangkis yang sebelumnya tampil di Thomas-Uber Cup 2018. Sebab, mereka merupakan komposisi terbaik yang dimiliki Indonesia. Selain itu, persaingan di Asian Games nanti cukup ketat. Bukan hanya nomor beregu putra dan putri, ada lima nomor perorangan yang juga bakal memperebutkan medali.
Tim ganda putri Indonesia akan mempertahankan skuad utama untuk Asian Games. Tiga ganda putri yang menjadi andalan di Uber Cup sebelumnya adalah Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Nitya Krishinda Maheswari/Ni Ketut Mahadewi, dan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta.
Eng Hian, pelatih ganda putri Indonesia, menyatakan bahwa timnya butuh banyak perbaikan untuk memaksimalkan komposisi yang ada. ’’Konsistensi masih jadi pekerjaan kami. Saya mau, di beberapa turnamen jelang Asian Games, mereka bisa menjaga itu,’’ ujarnya.
Tantangan terbesar ganda putri pelatnas adalah mempertahankan gelar yang diraih empat tahun lalu di Incheon, Korea Selatan. Saat itu Greysia/Nitya yang masih tampil bersama mengakhiri multievent tersebut dengan raihan medali emas ganda putri. Di final, Greysia/Nitya mengalahkan pasangan Jepang Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo 21-15, 21-9.
Hasil yang sama ingin dicapai tim Indonesia di edisi kali ini. Terlebih, pebulu tangkis Indonesia tampil di rumah sendiri, venue keramat bulu tangkis nasional, Istora Senayan. Dukungan pencinta bulu tangkis Indonesia bakal menjadi salah satu motivasi penting bagi wakil Merah Putih.
Sebelum Asian Games, pada awal Juli mendatang, pebulu tangkis Indonesia menjalani test case awal di Istora. Yakni, turun di Indonesia Open 2018. Turnamen berlabel super 1000 di BWF World Tour itu akan diikuti pebulu tangkis top dunia.
Persaingan di ganda putri dunia, khususnya untuk Asian Games, bakal lebih ketat. Sebab, selain ganda putri Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok, wakil Thailand dan Malaysia bisa menjadi ganjalan delegasi Indonesia nanti.
Susy Susanti, Kabidbinpres PP PBSI, menuturkan bahwa Indonesia Open mendatang
tentu menjadi sarana penilaian lain bagi penghuni pelatnas. Turnamen tersebut setara dengan All England dan Tiongkok Open 2018. ’’Saya kira masih ada waktu sebelum akhir Juni (batas waktu entry by name, Red). Tentu yang kami daftarkan adalah mereka yang paling siap,’’ terangnya.