Cleveland Cavaliers vs Golden State Warriors Jilid IV FINAL YANG TIMPANG
Tim unggulan berdasar bursa taruhan Westgate Las Vegas SuperBook.
Cleveland Cavaliers memang masih memiliki salah satu pemain terbaik dunia dalam diri LeBron James. Namun, melawan empat All-Star milik Golden State Warriors? Sulit, Bung!
OAKLAND – Duel Golden State Warriors kontra Cleveland Cavaliers di final NBA kali keempat berturut-turut tahun ini memang mengukir sejarah baru. Namun, laga tersebut juga terancam tidak menarik lantaran statistik kedua tim timpang yang kelewat jauh. Final NBA game pertama mulai bergulir pagi ini pukul 08.00 WIB (live Indosiar) di Oracle Arena, Oakland, markas Golden State Warriors.
Timpangnya kondisi kedua tim sudah tampak dari jejak kedatangan mereka ke babak playoff. Warriors finis sebagai peringkat kedua wilayah barat dengan rekor 58-24 di seri reguler. Sementara itu, Cavaliers menempati ranking keempat wilayah timur. Rekornya, 50-32. Pada musim reguler 2018, Warriors dan Cavaliers bertemu dua kali. Warriors memenangkan dua pertemuan tersebut.
Selisih delapan kemenangan pada seri reguler tidak biasa dalam catatan tim yang bersua di final NBA. Sejak NBA membuat peraturan baru dengan playoff diikuti 16 tim mulai 1984, tim yang tampil di final rata-rata memiliki gap jumlah kemenangan seri reguler hanya 7,1.
Rentetan catatan meragukan Cavaliers masih panjang. Dalam seri reguler, LeBron James dkk jauh dari kata dominan. Cavaliers hanya punya rata-rata selisih 0,9 poin per game dalam 82 laga. Itu raihan terburuk bagi tim yang tampil di final sejak musim 1980–1981.
Di sisi lain, Warriors tampak begitu menjanjikan pada musim reguler. Rata-rata selisih poin
08.00 07.00 08.00 08.00 08.00 08.00 07.00
WIB WIB WIB WIB WIB* WIB* WIB* 1 JUNI 18 Usia: 41 tahun
Direkrut sebagai head coach Cleveland Cavaliers sejak 22 Januari 2016 REKOR
Timeline Kepelatihan • 2015-2016: Juara NBA
• 2016-2017: Juara Wilayah Timur
• 2017-2018: ?
Penghargaan
• 2016-2017: Coach of the Month (November)
52 tahun Direkrut sebagai head coach Golden State Warriors sejak 19 Mei 2014 mereka mencapai 5,0 per game lebih baik ketimbang Cavaliers. Gap kedua tim tersebut tercatat menjadi yang tertinggi kelima dalam daftar tim yang berjumpa di final NBA sejak 1984.
’’Saya merasa kami tidak membutuhkan motivasi saat ini. Saat sampai di final, semua tentu bermain untuk merebut trofi juara. Dan, itu merupakan motivasi tersendiri,’’ ucap head coach Cavaliers Tyronn Lue sebagaimana dilansir Reuters.
Meski Lue menyatakan demikian, nyatanya catatan limbung Cavaliers makin panjang di playoff. Dua kali Cavs dipaksa bermain hingga game ketujuh. Yakni, pada ronde pertama kontra Indiana Pacers dan final wilayah timur melawan tim yang sedang pincang karena kehilangan dua bintangnya, Boston Celtics.
Cavaliers hanya mampu membuat 109,8 poin per 100 possessions sepanjang playoff. Catatan itu menjadi raihan terendah kelima sejak 1984 bagi tim yang menembus final NBA. Atau, jika mengacu sejak sistem best of seven berlaku pada setiap ronde pada 2003, catatan Cavaliers itu yang terburuk!
Saat Cavaliers terpuruk, lagilagi catatan Warriors lebih baik. Sepanjang playoff ini, Stephen Curry dkk membukukan ratarata 111,7 poin per 100 possessions. Catatan Warriors hanya kalah oleh juara musim reguler wilayah timur Toronto Raptors (112 per 100 possessions).
’’Lihatlah apa yang bisa kami lakukan. Sekarang kami akan menuju final dan mari lihat apa yang bisa kami lakukan. Semoga kami bisa menyelesaikan ini semua dengan baik,’’ ucap Kevin Durant, salah seorang bintang utama Warriors, sebagaimana dilansir situs resmi NBA.
LeBron bakal menjadi satusatunya faktor X yang tenaganya bakal dikuras habis oleh Cavaliers. Namun, dengan lawan sekaliber Warriors yang memiliki empat All-Star, LeBron tentu harus bekerja keras berkali-kali lipat jika dibandingkan dengan saat melawan tim Pacers, Celtics, atau Raptors.
Di sisi lain, small forward Warriors Andre Iguodala sudah dipastikan absen pada game pertama lantaran kaki kirinya masih memar. Belum ada kepastian kapan Iggy –begitu dia biasa dipanggil– kembali tampil. Posisi Iguodala sebagai starter, agaknya, akan digantikan center muda berusia 22 tahun Kevon Looney. ’’Saya tidak mengira harus menepi selama ini,’’ ucap Iguodala sebagaimana dilansir ESPN.
Absennya MVP Final 2015 itu seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Cavaliers. Paling tidak, LeBron tidak bakal bertemu pemain yang paling efektif dalam menghentikan pergerakannya di final tiga musim terakhir.