Memburu Inovasi Plus Inklusi
Tentang Kolaborasi Kovablik Pemprov Jatim dan Otonomi Awards (OA) 2018
Menajamkan inklusivitas, mempersatukan Kovablik dan Otonomi Awards. Di titik apa saja dua kompetisi inovasi Jatim ini dikolaborasikan? Berikut catatan Rhido Jusmadi dari JPIP.
OTONOMI Awards (OA) tahun ini istimewa. Ada kolaborasi antara Ayo Inklusif! (konsorsium yang dipimpin JPIP) dan Pemprov Jatim. Penyelenggaraan OA ini dibarengkan dengan rangkaian Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) 2018. Selain bekerja sama saat penilaian, malam puncak OA-Kovablik dijadwalkan untuk bareng.
Ini dirancang menjadi malam puncak ’’perpisahan’’ OA-Kovablik dengan Gubernur Soekarwo yang akan mengakhiri masa jabatan periode keduanya. Pakde Karwo, panggilan akrabnya, selama ini dikenal sebagai gubernur yang sangat mendorong, bahkan memecut, inovasi pelayanan publik. Sangat melimpah prestasi Jatim di bidang pemerintahan, termasuk anugerah top nasional Parasamya Purna Karya Nugraha (2017), karena dinilai mencapai prestasi tertinggi dalam peningkatan kesejahteraan rakyat tiga tahun berturut-turut. Ini menyamai prestasi Gubernur Moch. Noer (1974).
Momentum kolaborasi ini penting karena dipersatukan oleh tema besar kegiatan. Konsorsium Ayo Inklusif! JPIP memasang tema OA tahun ini tentang inovasi inklusif. Klop dengan Kovablik, karena satu di antara empat jenis inovasi yang dilombakan berkategori serupa, yakni inovasi pelayanan publik inklusif untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
Ini sesuai dengan Peraturan Men PAN-RB Nomor 3 Tahun 2018 tentang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik). Kovablik memang dirancang untuk pra-Sinovik. Inovasi-inovasi instansi pemprov, pemkab, dan pemkot dilombakan dulu di level provinsi (Kovablik) agar kans menang di tingkat nasional (Sinovik) lebih besar. Jatim memang selalu juara umum Sinovik, terlebih sejak Kovablik dilaksanakan tiga tahun lalu.
Kepala Biro Organisasi Setdaprov Jatim Budi Suprianto menyatakan antusiasmenya ketika acara itu digabungkan.Apalagi,JPIPbersama biroorganisasisudahberpengalaman membuat kolaborasi. Pada 5-6 Desembertahunlalu,pemprov,GIZ, Inovasi Palladium, Kompak, serta JPIPmembuatacarabesarbertajuk Jambore Inovasi. Acara itu dihadiri bupati, wali kota, serta perwakilan 38 kabupaten dan kota se-Jatim.
Saat ini, di fase piloting sudah digembleng 50 difabel untuk mendapatsoftdanhardskill.Jugatraining para jurnalis agar lebih mengarusutamakan pemberitaan kehidupan,tantangan,sertaprestasikaum difabel.Yangtakkalahpenting,para pengusaha juga diajak bergabung dalamforumkarenamerekalahyang nantimenyediakanlapangankerja. Kegiatanitudilaksanakankonsorsium Ayo Inklusif!, yakni CBM, PSLD UniversitasBrawijaya,Saujana,United Tractors, dan dipimpin JPIP.
Nah, dalam OA ini akan dilombakan mana saja daerah yang punya inovasi inklusif. Terobosan-terosan untuk meningkatkan akses kaum difabel dan kelompok rentan kepada pelayanan publik akan sangat diapresiasi. Bisa saja itu akses di bidang ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan, pelayanan umum, atau inovasi apa pun terkait dengan afirmasi difabel, kaum perempuan, si miskin, serta kelompok duafa rentan lain (poor and vulnerable). Intinya, jangan ada yang ditinggalkan dalam inovasi.
Selain inovasi inklusif, permen PAN-RB menyebut tiga kategori lain, yakni (1) tata kelola penyelenggaraan pelayanan publik yang efektif, efisien, dan berkinerja tinggi; (2) memajukan transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam pelayanan publik; dan (3) kolaborasi dalam kegiatan penyelenggaraan pelayanan publik.
Kekhususan lain OA tahun ini adalah ada anugerah kepada perusahaan-perusahaan inklusif. Para evaluator akan melakukan asesmen dan analisis perusahaan-perusahaan di Jawa Timur yang sudah menerapkan ketentuan setidaknya 1 (satu) persen dari para pekerjanya dari difabel dan 2 (dua) persen untuk BUMN/pemerintah. Ini sesuai dengan UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
Untuk itu, Ayo Inklusif! JPIP mengundang para inovator, termasuk dari perusahaan, yang sudah melakukan terobosan konkret untuk mengarusutamakan nilai-nilai inklusif untuk mengajukan inovasinya. Citra pelayanan publik dan perusahaan tentu akan moncer bila bisa meyakinkan bahwa nilainilai inklusif sebenarnya menguntungkan.