Penyangga Buku Tak ’’Lukai’’ Buku
BUKU masih punya penggemar. Tidak sedikit orang yang menyimpan banyak buku di rumahnya. Tempat penyimpanannya bukan melulu di rak atau lemari. Book stand alias penyangga atau penegak buku bisa jadi opsi. Dulu penyangga buku identik dengan pelat logam dengan bagian tengah yang bisa dilipat.
Belakangan, book stand tampil lebih keren. Banyak material, bentuk, dan warna yang bisa dipilih. ’’Pada prinsipnya, penegak buku bisa dibuat dari bahan apa pun. Mulai pelat logam, multipleks, besi, keramik, hingga plastik,’’ ungkap desainer interior Thomas Ari Kristianto.
Penyangga buku, menurut dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, tersebut, tidak perlu berat. Makin berat, penyangga memang makin steady. Namun, ia bakal membebani raknya. Penyangga buku yang ringan pun bisa digunakan. Hanya, luas book stand mesti memadai. Plus, punya finishing atau lapisan akhir yang berkualitas baik. Terutama di bagian yang menempel pada sampul buku. Tujuannya, menghindari ’’luka’’ pada buku.
’’Kalau luasan permukaan terlalu sempit, apalagi ada tekstur yang mencolok, buku bisa mengalami deformasi karena menempel terlalu lama. Sementara itu, finishing yang baik meminimalkan bekas di sampul,’’ papar desainer interior yang bergabung di Griyanggita tersebut. Pilih yang memiliki penampang luas dan datar, serta warna yang sesuai dengan tema ruangan.
Thomas menjelaskan, buku-buku dalam jajaran book stand sebaiknya ditata tidak terlalu rapat. Selain menyulitkan saat akan mengambil buku, sampul buku rentan saling menempel. Terutama pada buku-buku yang tidak bersampul atau bukan jenis hardcover. ’’Lebih bagus kalau pemilik buku menyediakan dehumidifier atau penyerap lembap,’’ tuturnya.