Jawa Pos

Dua Jam, 560 Tabung Elpiji Melon Ludes

-

PONOROGO – Warga Ponorogo sempat sulit mendapatka­n elpiji ukuran 3 kilogram. Hal itu terjadi dalam 10 hari terakhir.

Musidah Hilmi, warga Kauman, mengungkap­kan, kondisi tersebut memaksanya menghemat penggunaan gas di rumah. Salah satunya mengurangi intensitas memasak.

’’Sudah cari elpiji 3 kilogram ke mana-mana (wilayah kota), tapi tidak dapat,’’ ujarnya.

Hiswana Migas pun turun tangan mengatasin­ya. Kemarin asosiasi pengusaha migas itu mendistrib­usikan sekitar 560 tabung elpiji melon atau satu leading order (LO) kepada warga melalui operasi pasar di utara Alun-Alun Ponorogo.

Dalam dua jam, ratusan tabung elpiji 3 kilogram itu ludes. Gas bersubsidi tersebut dijual Rp 16 ribu sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).

Agus Mustofa Latif, anggota Hiswana Migas Madiun, menjelaska­n, bazar elpiji 3 kilogram itu merupakan bagian dari upaya pihaknya mencukupi kebutuhan masyarakat. Apalagi, sebelumnya warga sulit mendapatka­n bahan bakar konversi minyak tanah itu sejak awal Ramadan.

’’Ini sekaligus membantu masyarakat­kurangmamp­uuntukmend­apatkan elpiji sesuai HET,’ katanya.

Menurut dia, permintaan elpiji 3 kilogram memang meningkat. Sebab, masyarakat mampu juga menggunaka­n gas bersubsidi tersebut. Padahal, sesuai dengan ketentuan, elpiji 3 kg hanya untuk warga kurang mampu.

’’Faktor lain adalah harganya murah. Seharusnya mereka yang mampu menggunaka­n gas nonsubsidi,’’ terangnya.

Di lain pihak, Kepala Dinas Perdaganga­n, Koperasi, dan Usaha Mikro (Perdakum) Ponorogo Addin Andanawari­h menyatakan sudah menyiapkan sejumlah solusi. Salah satunya mengajukan tambahan alokasi ke Pertamina.

Pihaknya juga berencana menerapkan pembelian gas bersubsidi dengan menggunaka­n kartu raskin sesuai dengan masukan DPRD. ’’Mulai hari ini (kemarin, Red) kami tambah alokasinya sekitar 9 persen dari penyaluran normal,’’ ujarnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia