Dapat Apresiasi Warga, Sering Diberi Kopi hingga Uang Saku
Aktivitas Ronda Sahur Pemuda Desa Plosokandang
Menjelang waktu sahur, pemuda Dusun Srigading, Desa Plosokandang, membangunkan warga dengan ronda sambil memainkan alat musik tradisional maupun modern. Aktivitas itu berlangsung sejak tujuh tahun silam.
BULAN suci Ramadan senantiasa disambut dengan sukacita oleh umat Islam. Mulai orang tua, remaja, hingga anak kecil. Mereka selalu antusias beribadah,termasukbertadarus,membagikan takjil, dan salat Tarawih.
Namun, beberapa pemuda Dusun Pringgading mengisi sebagian malam Ramadan dengan ronda sahur. Mereka menggunakan calung, angklung, serta drum. Tujuannya, membangunkan warga sekitar untuk santap sahur dan menghibur mereka.
Saat Jawa Pos Radar Tulungagung kemarin (6/6) pukul 07.00 melintas di gang desa setempat, tampak beberapa alat musik dijajar rapi di salah satu rumah warga. Rumah dengan cat hijau itu tidak sulit dicari. Mudah dijangkau.
Rumah tersebut memiliki ciri khas lukisan pohon di tembok. Saat mulai melangkah ke rumah sederhana tersebut, tampak seseorang keluar dari rumah.
Dia adalah Hery alias Xe Rock, salah seorang pemuda yang ikut serta dalam ronda membangunkan orang sahur dengan memakai calung. Dia mengungkapkan, ronda dengan bermain musik itu dilakukan sejak tujuh tahun lalu.
Bersama pemuda setempat, dia hanya meneruskan aktivitas rutin setiap Ramadan untuk membangunkan orang sahur. Sebagian besar pemuda yang merintis dulu kini sudah menikah dan enggan mengikuti ronda.
’’Kini giliran kami melanjutkan ronda,’’ jelas Hery.
Dia mengungkapkan, jumlah personel yang ikut berkeliling untuk membangunkan warga sekitar 12 pemuda. Ronda dimulai sekitar pukul 00.30. Mereka berkumpul di tempat yang telah disepakati dan lantas menentukan sasaran ronda, terutama di wilayah Kecamatan Kedungwaru. Sasaran utama mereka adalah gang-gang yang jarang dijamah keramaian.
’’Kami kumpul di rumah saya lebih dahulu dan berangkat pukul 01.00 tepat. Sebelum berangkat, test sound satu atau dua lagu,’’ ungkap Hery.
Menurut dia, karena alat musik seabrek, diperlukan kendaraan untuk mengangkutnya. ’’Kami bawa kendaraan. Lha gimana lagi, kan alat-alatnya berat,’’ ungkapnya, lantas senyum.
Dia menuturkan, permainan alat musik diselingi nyanyian agar lebih meriah dan asyik. Dengan demikian, yang mendengar akan penasaran dan bangun. Tak jarang, warga keluar untuk menikmati lagu dan ikut bernyanyi.
’’Kami sambil nyanyi dan teriakteriak. Warga sekitar sering keluar dan ikut nyanyi bersama kami, mungkin musiknya enak didengar,’’ ujarnya.
Hery mengungkapkan, lagu favorit yang sering dinyanyikan adalah lagu Banyuwangi. Sebab, bahasanya merakyat dan naik daun sehingga akrab di telinga warga. Selain itu, mereka sering memainkan campursari, dangdut, religi, serta pop.
Pria 24 tahun tersebut menyatakan, ronda setiap hari itu sering mendapat apresiasi dari warga sekitar. Mereka sering disuguhi kopi dan makanan ringan. Bahkan kerap dikasih uang saku oleh warga.
’’Ada warga yang selalu menunggu. Kalau tidak lewat gitu, pasti ditanyakan dan dicari,’’ ungkapnya.