Melestarikan Tradisi Sajian Kolak Ayam
APA yang terlintas dalam benak ketika menyebut kolak? Salah satu sajian favorit berbuka puasa itu umumnya berupa kuah santan manis dengan isian pisang, singkong, atau labu. Namun, kolak buatan warga Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik, sangat berbeda. Ini adalah kolak dengan bahan dasar daging ayam kampung. Hmmmm ....
Pembuatan kolak ayam dipusatkan di halaman Masjid Jami’ Sunan Dalem, Desa Gumeno, Manyar, kemarin (7/6). Kuliner khas tersebut adalah tradisi turun-temurun masyarakat Gumeno setiap menjelang malam ke-23 puasa Ramadan. ’’Jadi, bikinnya khusus menjelang malam ke-23 puasa Ramadan,’’ kata Suudi, ketua panitia, ditemui di lokasi
Juru masak merebus daging ayam sejak Rabu malam (6/6). Setelah masak, dagingnya disuwir kecil-kecil. Bumbu-bumbu diracik sejak kemarin subuh. Bumbunya terdiri atas gula merah, santan, daun bawang merah, dan jintan. Bumbu-bumbu itu dimasukkan jadi satu, kemudian direbus.
Bau harum masakan langsung tercium begitu memasuki halaman Masjid Jami’ Sunan Dalem, Desa Gumeno. Bau khas yang kuat tersebut muncul dari adonan gula merah yang dimasak di atas tungku besar depan halaman masjid. Adonan gula merah dicampur santan kelapa, bawang, dan jintan, lalu diaduk sejumlah warga yang menjadi juru masak. Setelah matang, adonan tadi dituang jadi satu dalam wadah baskom besi besar seukuran bak mandi. ’’Ini kuah kolak ayam,’’ jelas Suudi.
Menu utama berupa suwiran daging ayam dihidangkan terpisah dalam wadah piring. Daging ayam itu dicampur daun bawang merah. Jumlahnya sekitar seribu piring. Semua sudah matang. Di piring terpisah, ada juga tumpukan ketan. Ketan lantas dicemplungkan di piring yang sudah dilumuri kuah. Di sekelilingnya ada taburan suwiran ayam plus daun bawang. Kolak ayam siap dihidangkan. ’’Kolak ayam memang harus dimakan dengan ketan. Bukan nasi,’’ tutur Suudi.
Rasa makanan tersebut gurih meski ada selipan manisnya. ’’Bagi yang baru makan kali pertama, mungkin aneh. Ayam kok dikolak,’’ ucap Aminuddin, salah seorang juri masak. Namun, bagi warga Gumeno dan sekitar, menu kolak ayam setiap 22 Ramadan selalu dinanti. Itulah menu spesial untuk buka puasa. ’’Awalnya memang aneh. Lama-lama jadi doyan,’’ ujar Camat Manyar Abdul Hakam.
Tradisi yang juga disebut Sanggring tersebut berlangsung turun-temurun. Tahun ini peringatan itu telah berlangsung untuk kali ke-493. ’’Ini adalah tradisi warisan Kanjeng Sunan Dalem, anak pertama Sunan Giri. Kami percaya tradisi ini membawa berkah bagi masyarakat,’’ ungkap Suudi yang juga ketua takmir Masjid Jami’ Sunan Dalem.
Tahun ini panitia menghabiskan 225 ekor ayam kampung, 700 kilogram gula merah, 230 kilogram daun bawang, 600 butir kelapa sebagai santan, dan 40 kilogram jintan.