Miskin Inovasi, Program Wisata Tematik Sepi
SIDOARJO – Program wisata tematik sejauh ini belum gereget. Dari evaluasi, hanya wisata belanja dan kuliner yang relatif ramai. Adapun, wisata religi, pendidikan, dan industri masih sepi. Belum optimalnya program itu bisa jadi disebabkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait miskin inovasi dan minim sosialisasi.
Wisata tematik tersebut sudah dirancang badan perencanaan pembangunan daerah (bappeda) jauh-jauh hari. Ada lima pilihan objek sesuai potensi wisata di Kota Delta. Yakni, wisata belanja, kuliner, religi, pendidikan, dan industri.
Sekretaris Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Trisnanto Edi Wibowo menjelaskan, wisatawan lebih tertarik berkunjung ke tempat wisata belanja dan kuliner. Contohnya, batik di Jetis, Intako di Tanggulangin, serta wisata kuliner di sentra Kupang, Gedangan. ’’Kunjungan wisata itu terus meningkat,’’ paparnya.
Tris, sapaan akrab Trisnanto, menuturkan, kenaikan pengunjung tersebut terjadi lantaran dua alasan. Pertama, pelaku wisata belanja dan kuliner aktif dan sudah mandiri. ’’Usahanya sudah berjalan,’’ paparnya.
Kedua, berkaitan dengan lokasi. Di Sidoarjo, Intako sudah menjadi ikon wisata belanja. Sentra tas dan koper itu berada di Tanggulangin. ’’Sudah banyak yang tahu tempatnya,’’ jelasnya.
Beda dengan tiga wisata lain. Yakni, wisata religi, industri, serta pendidikan. Jumlah kunjungan belum optimal. Tris menjelaskan, tiga objek tersebut hanya ramai pada bulan-bulan tertentu. Misalnya, makam Dewi Sekardadu yang termasuk dalam wisata religi. ’’Baru ramai saat menjelang puasa,’’ tuturnya.
Untuk wisata pendidikan, pemkab mempromosikan Museum Mpu Tantular. Sedangkan untuk wisata industri, idenya menggandeng seluruh perusahaan di Sidoarjo. Wisatawan diajak melihat proses produksi di pabrik. Namun, rencana itu belum berjalan.
Sebagai langkah optimalisasi, tahun ini disparpora akan melak- sanakan sejumlah kegiatan. Di antaranya, menambah bus wisata. Saat ini hanya ada satu bus. Menurut Kepala Disparpora Djoko Supriyadi, idealnya ada lima bus karena terdapat lima wisata tematik. ’’Kami mengajukan tambahan satu bus karena keterbatasan anggaran,’’ jelasnya.
Untuk menutupi kekurangan bus, pemkab akan bekerja sama dengan agen wisata. ’’Kami menyiapkan tempat wisata. Agen wisata yang menyiapkan kendaraan,’’ ungkapnya.