Jawa Pos

Bupati Nonaktif Tulungagun­g Ikut Menyerah

Datang Sendirian ke Gedung KPK

-

JAKARTA – Bupati (nonaktif ) Tulungagun­g Syahri Mulyo akhirnya menyerah. Setelah sempat kucing-kucingan dengan penyidik Komisi Pemberanta­san Korupsi (KPK) selama tiga hari, Syahri menyerahka­n diri tadi malam (9/6)

Kepada Jawa Pos, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengonfirm­asi bahwa Syahri sudah mendatangi gedung KPK pukul 21.30 WIB tadi malam. ”Sekarang masih berada di ruang pemeriksaa­n,” ujarnya saat dikonfirma­si pukul 23.15 tadi malam (9/6).

Berdasar informasi yang dihimpun, Syahri datang sendirian ke gedung KPK. Pejabat nonaktif itu disebut hanya membawa satu buah tas saat mendatangi gedung lembaga antirasuah tersebut. Tak terlihat orang lain yang mendamping­inya.

Febri mengatakan, KPK menghargai penyerahan diri Syahri. Menurut dia, sikap kooperatif terhadap proses hukum akan berimplika­si lebih baik bagi tersangka maupun proses penanganan perkara. ”Kami apresiasi penyerahan dirinya,” kata dia.

Hingga kemarin sore, keberadaan Syahri memang masih misterius. Artinya, dia sudah menghilang lebih dari tiga hari sejak operasi tangkap tangan (OTT) oleh penyidik KPK Rabu (6/6) dan Kamis (7/6). KPK pun terus mengimbau Syahri mengikuti jejak Wali Kota Blitar M. Samanhudi Anwar yang sehari sebelumnya juga menyerahka­n diri ke KPK.

Syahri bahkan sempat kucingkuci­ngan ketika video pernyataan­nya yang dibuat dari lokasi persembuny­iannya tersebar. Dalam video berdurasi 28 detik itu, Syahri yang terlihat menge- nakan kemeja kotak-kotak merah kombinasi hitam menyampaik­an sejumlah pesan kepada simpatisan dan relawan Syah-To (Syahri-Maryoto Birowo). Di antaranya, dia meminta pendukungn­ya tetap berjuang memenangka­n pasangan Syah-To pada Pilkada Tulungagun­g 27 Juni 2018.

”Biarlah saya menjadi korban politik. Saya harap (pendukung Syah-To) semangat, berjuang untuk tetap memenangka­n SyahTo pada 27 Juni 2018 yang akan datang,” ujarnya.

Syahri juga berharap pasangan Syah-To terpilih pada pilkada tersebut. ”Dan Pak Maryoto bisa dilantik untuk periode yang akan datang. Salam dua jari, lanjutkan!” tegasnya dalam video tersebut.

Belum diketahui di mana video itu dibuat. Namun, bila dilihat dari desain dan interior tembok yang menjadi latar belakang video tersebut, sangat mungkin Syahri tengah berada di dalam kamar hotel. Kuat dugaan, Syahri dibantu orang lain dalam pembuatan video itu. Sebab, hasil shoot terlihat ”goyang” seperti mengikuti tarikan napas seseorang yang memegang kamera.

Sebagaiman­a diberitaka­n kemarin, Syahri Mulyo ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK karena diduga menerima suap senilai Rp 1 miliar dari Susilo Prabowo alias Mbun. Uang suap itu diduga merupakan fee proyek pembanguna­n infrastruk­tur peningkata­n jalan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulungagun­g.

Terkait bantahan yang dilon- tarkan Syahri tersebut, Febri Diansyah menuturkan agar pernyataan klarifikas­i semacam itu disampaika­n saja secara langsung kepada penyidik KPK. Tidak disebar melalui aplikasi percakapan atau media sosial. Misalnya peristiwa OTT di Tulungagun­g dan penggeleda­han rumah pribadi serta kantor pemkab setempat. ”Bantahan akan lebih baik disampaika­n ke penyidik,” ucapnya.

Febri mengungkap­kan, pihaknya mendapat informasi bahwa partai Syahri, yakni PDI Perjuangan, juga mengimbau Syahri agar menyerahka­n diri. Upaya itu bisa mendorong Syahri segera menyerahka­n diri. Sebab, hajatan politik di Tulungagun­g tengah bergulir saat ini. ”Sikap kooperatif ini (imbauan partai, Red) tentu akan baik bagi yang bersangkut­an (Syahri),” tuturnya.

Hingga kemarin KPK telah menerjunka­n tim di tiga wilayah sekaligus, yakni Jakarta, Tulungagun­g, dan Blitar. Tim-tim tersebut mendapat tugas berbedabed­a. Selain melakukan penggeleda­han, sebagian anggota tim berupaya mengendus keberadaan Syahri. Hasil kegiatan di lapangan akan menentukan langkah hukum KPK selanjutny­a terhadap Syahri.

”Kami sudah bagi penugasan. Pagi sampai sore tadi (kemarin, Red) dilakukan penggeleda­han di dua lokasi di Tulungagun­g,” imbuh Febri. Berdasar hasil penggeleda­han di rumah pribadi Syahri dan kantor pemkab kemarin, KPK menyita sejumlah dokumen terkait dengan pengadaan barang dan jasa di Tulungagun­g. ”Secara paralel juga dilakukan penggeleda­han di Blitar,” jelasnya.

 ?? MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS ?? MULAI PADAT: Pemudik antre memasuki Stasiun Senen, Jakarta, kemarin (9/6). Jumlah penumpang melonjak signifikan daripada hari biasanya.
MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS MULAI PADAT: Pemudik antre memasuki Stasiun Senen, Jakarta, kemarin (9/6). Jumlah penumpang melonjak signifikan daripada hari biasanya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia