Tekanan buat Guendogan
2 JERMAN vs ARAB SAUDI 1
LEVERKUSEN – Jerman sudah menjalani enam laga uji coba setelah berakhirnya kualifikasi Piala Dunia 2018. Namun, dari enam laga tersebut, hanya satu kemenangan yang bisa diraih Joachim Loew dan pasukannya. Yakni, ketika Jerman menang tipis 2-1 atas Arab Saudi dalam laga uji coba di BayArena, Leverkusen, kemarin.
Itu pun, satu gol tercipta berkat bunuh diri bek Arab Saudi Omar Hawsawi pada menit ke-43. Satu gol Jerman lainnya dilesakkan Timo Werner (8’). Arab Saudi hanya bisa menipiskan ketertinggalan melalui Taisir Al Jassim (84’) yang memanfaatkan bola muntah setelah eksekusi penalti Moham- med Al Sahlawi diblok Marc-Andre ter Stegen.
Namun, bukan kemenangan tipis yang disorot media Jerman. Melainkan teror yang ditujukan kepada gelandang Ilkay Guendogan yang masuk menggantikan Marco Reus pada menit ke-57. Selama berada di lapangan, pemain Manchester City itu terus diejek suporter. Loew pun mengecam sikap fans Jerman.
’’Pertama-tama, memiliki pemain tim nasional yang dicemooh seperti itu tidak akan membantu siapa pun. Saya bertanya, lantas apa yang harus dilakukan Guendogan sekarang?’’ kecam Loew setelah laga kepada ESPN.
Mengapa Guendogan diteror? Itu terjadi lantaran bulan lalu dia bersama Mesut Oezil bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di London. Foto pertemuan tersebut menjadi viral di media sosial.
Sebagaimana diketahui, meski berkewarganegaraan Jerman dengan lahir di Gelsenkirchen, keduanya memiliki darah Turki. Dan, cemoohan fans Jerman dilakukan karena keduanya dicurigai membawa misi politik saat pertemuan tersebut berlangsung.
Ejekan kepada keduanya memuncak saat Jerman bersua Austria (3/6). Apalagi, saat itu Jerman kalah 1-2. ’’Dia (Guendogan, Red) memang berfoto bersama, ya. Tapi, sama sekali tidak ada unsur politik di sana,’’ tepis Loew. ’’Dia berbicara mengenai hal ini dengan pers pekan lalu dan menegaskan bahwa dukungannya hanya untuk Jerman. Dia lahir di sini, dibesarkan di sini, keluarga dan teman-temannya pun di sini. Semua orang (yang mencemooh, Red) harus segera menghentikan ini,’’ sambung pelatih 58 tahun tersebut.
’’Kami adalah satu tim, juga dengan fans. Karena itulah saya berharap semua orang, meskipun mungkin masih kesal, mampu menahan kemarahan mereka,’’ timpal Manajer Jerman Oliver Bierhoff.