Jalur Udara Naik, Jalur Laut Turun
SURABAYA – Tradisi mudik mengantarkan banyak orang mendatangi terminal-terminal transportasi beberapa hari ini. Kepadatan pun tak terelakkan. Misalnya yang terjadi di Bandara Juanda kemarin (9/6). Terminal 1 yang dimanfaatkan untuk penerbangan domestik disesaki para calon penumpang.
Kepala Seksi Komunikasi Angkasa Pura Yuristo Ardhi Hanggoro mengaku sudah memprediksikan hal itu lantaran merupakan kejadian rutin setiap tahun. ’’Pelonjakan paling tinggi akan terjadi Minggu (hari ini, Red) karena ini pembuka cuti bersama,’’ kata Yuristo.
Yuristo memperkirakan pelonjakan tersebut berhenti setelah Minggu. Sebab, cuti bersama yang ditetapkan pemerintah cukup panjang
Yuristo menyebut terjadi tren kenaikan penumpang terhitung sejak H-7 Lebaran jika dibandingkan dengan tahun lalu. Hal itu bisa dilihat dari penerbangan domestik maupun internasional. Pada Jumat (8/6), jumlah pesawat domestik yang terbang adalah 436. Naik 17,8 persen daripada tahun lalu sebanyak 370. Sementara itu, pesawat dengan rute internasional naik 16,1 persen daripada tahun lalu dari 31 menjadi 36 pesawat.
Untuk penumpang domestik, tercatat ada 56.889 orang atau naik 13,5 persen daripada jumlah tahun lalu pada hari yang sama, yakni 50.112 orang. Mereka yang terbang dengan rute internasional tercatat 5.161 orang atau naik 17,1 persen dari 4.406. ’’Begitu pun dengan jumlah kargo, cenderung mengalami kenaikan,’’ katanya.
Sementara itu, dalam safari pengecekan kesiapan arus mudik di Surabaya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mampir ke Pelabuhan Tanjung Perak. Pria asli Palembang itu menekan satu aspek yang harus dijaga semua pemangku kepentingan mudik via laut, yaitu keamanan.
Dia mengecek kapal latih Bung Tomo yang nanti dikerahkan untuk mengawasi arus kapal laut selama periode Lebaran.
’’Kami kerahkan lima kapal yang akan mengawasi keamanan pergerakan kapal di wilayah sekitar. Terdiri dari 2 kapal latih, 2 kapal patroli, dan 1 kapal navigasi,’’ ujarnya di Dermaga Gapura Surya Nusantara (GSN).
Direktur Utama Pelindo III Ari Askhara menjelaskan, sejak 31 Mei hingga 8 Juni, ada 23,6 ribu jiwa yang turun di Pelabuhan Tanjung Perak. Jumlah itu turun jika dibandingkan dengan periode mudik yang sama tahun lalu, yakni 26,2 ribu jiwa. Begitu pun penumpang yang naik kapal meninggalkan Tanjung Perak. Selama periode itu tercatat 5.613 penumpang pada 2017 menjadi 4.803 penumpang tahun ini.
Di sisi lain, ratusan warga mengantre di Stasiun Kota Surabaya sejak malam sebelum loket dibuka keesokan paginya.
Supaya tidak sampai kelelahan, mereka mewakilkan barang-barang yang ditata berurut berdasar kedatangan. Paling banyak meletakkan helm. Menurut Wakil Kepala Stasiun Kota Surabaya Andri Puji, barang-barang itu mulai diantrekan pemiliknya sejak Jumat sekitar pukul 21.00. Padahal, loket pengambilan nomor antrean baru dibuka pada pukul 07.00. Sementara itu, pelayanan penjualan tiket dilakukan dua jam kemudian. Menurut Andri, mereka yang mengantre bukan hanya orangorang yang berburu tiket Rp 0. ’’Ada juga yang mengantre untuk tiket yang berbayar,’’ paparnya.
Wajar banyak yang berharap bisa mendapat nomor antrean awal. Sebab, stasiun tersebut hanya membuka nomor antrean 250 per hari ’’Tapi, kalau waktu pelayanan masih tersedia, antrean akan ditambah lagi,’’ ujarnya.
Kemarin (9/6), misalnya, pihaknya sudah menambah 150 antrean lagi sampai waktu pelayanan berakhir pukul 16.00.