Jawa Pos

Fashion Muslim Potensial Ekspor

-

JAKARTA – Dalam beberapa tahun terakhir, industri fashion

di dalam negeri menunjukka­n pertumbuha­n yang impresif. Capaian itu ditandai dengan peningkata­n kinerja nilai ekspor.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor fashion

nasional pada periode Januari– April 2018 mencapai USD 4,7 miliar. Angka tersebut tumbuh 10 persen jika dibandingk­an dengan periode yang sama 2017 sebesar USD 4,2 miliar. ”Pada posisi ini, Indonesia mampu menguasai 1,9 persen pasar fashion

dunia dan menjadi negara eksporter pakaian ke-14,” ujar Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaning­sih.

Mengenai potensi di sektor industri fashion muslim, Indonesia menjadi satu di antara tiga besar negara anggota Organisasi Kerja Sama Negara Islam (OKI) sebagai pengekspor produk fashion

muslim terbesar di dunia setelah Bangladesh dan Turki.

Indonesia mampu mencatatka­n nilai ekspor produk fashion muslim hingga USD 12,23 miliar pada tahun lalu. ”Pada 2016, pasar fashion muslim di dunia mencapai USD 254 miliar dan diprediksi 2022 tumbuh 6,6 persen sehingga menjadi USD 373 miliar. Ini menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk menguasai pasar fashion muslim di dunia,” ungkap Gati.

Apalagi, Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Melihat geliat industri fashion

yang cukup pesat, pemerintah berharap terus bermuncula­n sumber daya manusia di industri tersebut berupa desainer-desainer muda baru. ”Dalam upaya pengembang­an industri fashion,

juga diperlukan kolaborasi dan sinergi dari berbagai stakeholde­r

yang meliputi pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas,” tambah Gati.

Di samping itu, lanjut dia, langkah strategis yang perlu dilakukan adalah penguatan struktur industri fashion nasional. ”Integrasi akan diperkuat dengan suplai bahan baku dari industri tekstil dalam negeri yang akan diwujudkan melalui material center,” jelasnya.

Sejauh ini pemerintah telah melakukan berbagai langkah untuk mengintegr­asikan sektor hulu sampai hilir dalam memajukan industri busana muslim nasional.

Lantas, bagaimana dengan potensi di pasar domestik? Pada kuartal kedua 2018, penjualan produk fashion muslim di Indonesia tentu akan sangat terdorong dengan Ramadan. Hal tersebut cukup terbukti, baik di segmen pasar offline seperti ritel maupun marketplac­e di online. Sektor fashion menjadi item paling banyak diburu konsumen yang ingin berbelanja.

VP Marketing Bukalapak Bayu Syerli menyebutka­n, produk yang menjadi sasaran masyarakat di marketplac­e selama Ramadan adalah gadget, produk kecantikan, serta fashion. ”Kalau dari jumlah transaksi, sudah pasti lebih besar untuk gadget karena barangnya seharga Rp 2–3 juta. Tapi, secara volume, lebih banyak yang cari produk fashion seperti baju, gelang, dan jam tangan,” ungkapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia