Arus Mudik Makin Landai
Libur Lebih Panjang, Waktu Pulang Kampung Kian Longgar
JAKARTA – Arus mudik mulai melandai mendekati hari H Lebaran. Di sejumlah moda transportasi, jumlah pemudik terlihat semakin turun. Libur panjang Lebaran membuat waktu mudik kian longgar
General Manager PT Jasa Marga Cabang Jakarta Cikampek Raddy Riadi Lukman menuturkan, jumlah pengendara yang melewati pintu tol Cikarang Utama (Cikarut) terus turun hari ke hari.
Hasil rekapitulasi pada Minggu (10/6) atau H-5, jumlah kendaraan yang menuju arah Cikampek sebanyak 88.593 unit. Itu sudah termasuk data pada kemarin pagi atau sif ketiga H-5 sebanyak 34.714 kendaraan. Sebelumnya, diprediksi jumlah kendaraan pada H-5 itu sebanyak 109.115 unit. ”Prediksi kita H-3 (hari ini, Red) lalin masih tinggi. Namun, tidak sebesar H-6,” ujar Raddy kepada Jawa Pos kemarin.
Pada H-6 atau Sabtu (9/6), total kendaraan yang melintasi Cikarut sebanyak 109.165 unit. Meski jumlah kendaraan relatif turun, mereka tetap melakukan antisipasi. Sedikit saja ada sumbatan arus lalu lintas, langsung dimainkan strategi-strategi sebelumnya. Misalnya, melakukan lagi contraflow.
Berdasar perhitungan Jasa Marga, sejak H-8 hingga H-5, sudah 361.498 kendaraan keluar dari Jakarta melalui gardu tol (GT) Cikarang Utama. Jumlah itu meningkat bila dibandingkan dengan lalin normal, yakni 273.108 kendaraan (32,4 persen). Jasa Marga juga mencatat, distribusi lalu lintas dari GT Cikarang Utama ke jalur utara (via GT Palimanan dan GT Cikampek) sebesar 59 persen. Sedangkan untuk kendaraan yang menuju jalur selatan (via GT Sadang dan GT Cileunyi) sebesar 41 persen.
Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, puncak arus mudik 2018 awalnya diprediksi 9 atau 10 Juni. Ternyata hingga saat ini belum terjadi puncak arus mudik. Sangat mungkin libur panjang membuat masyarakat bisa memilih waktu mudik. ”Arus mudik bisa terbagi,” jelasnya.
Menurut dia, tak ada kemacetan parah hingga berjam-jam selama beberapa hari arus mudik. Dari pantauan udara yang dilakukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, arus mudik dari arah Jakarta ke Jawa Tengah lancar. ”Hanya ada kepadatan biasa.”
Dia menuturkan, saat ini prediksi puncak arus mudik cukup susah dilakukan. Sebab, semuanya telah terurai menuju daerah masingmasing. ”Kalau puncak itu kan jumlah kendaraannya ekstrem. Ini belum ada,” ujarnya. Mungkin sebagian besar pemudik saat ini telah tiba di tujuan. Dengan begitu, prediksi waktu rawan telah terlewati. ”Namun, pemantauan terus berlangsung,” tambah mantan Wakabaintelkam tersebut.
Di sektor udara, menurut data posko angkutan Lebaran terpadu Kementerian Perhubungan, mulai Minggu (10/6) pukul 08.00 hingga kemarin pukul 08.00, terdapat 17.077 penerbangan. Untuk penumpang yang diangkut, jumlahnya 2.231.041 orang.
Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi mengungkapkan, libur panjang membuat penyebaran waktu mudik lebih banyak. ”Sehingga tidak ada kesan berdesak-desakan. Perjalanan darat juga bagus. Tidak ada macet,” ungkapnya kemarin.
Dari segi keamanan pesawat, jajaran Ditjen Perhubungan Udara sudah melakukan ramp check sebanyak 1.026 pemeriksaan terhadap 468 pesawat maskapai nasional (beregistrasi PK). Jumlah pemeriksaan sebanyak itu dilakukan mulai 1 Mei hingga 9 Juni. ”Dari hasil ramp check, semua pesawat layak terbang,” sambung Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso.
VP Corporate Secretary & CSR Citilink Ranti Astari Rahman menambahkan, rata-rata keterisian pesawat mencapai 86 persen. ”Pada jam-jam tertentu, misalnya tanggal 9 dan 10 Juni, keterisian mencapai 100 persen,” lanjutnya kemarin.Pihaknyamemperkirakan puncak arus mudik terjadi pada 8–14 Juni 2018.
Sedangkan perkiraan puncak arus balik terjadi pada 20–24 Juni 2018. Citilink sendiri menyiapkan 86.400 kursi tambahan. Total penambahan penerbangan yang disiapkan Citilink tahun ini 480 kali hanya untuk rute potensial. Di antaranya, Jakarta– Solo, Jakarta–Semarang, Jakarta– Jogja, Jakarta–Denpasar, dan Jogja–Kualanamu.
Kementerian Perhubungan juga memelototi harga tiket. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berjanji menindak tegas maskapai yang menjual tiket melebihi tarif batas atas yang telah ditentukan. Tindakan yang diambil berupa peringatan hingga penutupan rute. ”Untuk harga tiket sebenarnya tidak ada airline yang menaikkan secara langsung. Yang terjadi adalah vendor atau paket-paket wisata menjual dengan cara menambahkan biaya-biaya tertentu,” ujar Budi di Bandara Halim Perdanakusuma kemarin.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan meminta penumpang lebih teliti. Beberapa hal yang perlu diteliti, antara lain, adalah jenis-jenis biaya yang dibebankan. Juga, jenis penerbangannya, apakah langsung atau transit. Menhub menyampaikan bahwa saat ini maskapai-maskapai telah meminta revisi kebijakan tarif batas atas dan batas bawah. Hal itu, salah satunya, disebabkan kenaikan harga avtur.