Sedunia Diprediksi Kompak Lebaran Jumat
Di Pengujung Ramadan, Ketinggian Hilal 7 Derajat
JAKARTA – 1 Syawal 1439 Hijriah hampir dipastikan jatuh pada Jumat, 15 Juni 2018. Indikasinya adalah perhitungan tinggi hilal pada 29 Ramadan atau Kamis (14/6) sudah mencapai 7 derajat di atas ufuk. Hampir pasti di seluruh dunia Idul Fitri ditetapkan serentak pada 15 Juni.
”Kapankah Idul Fitri 1439 Hijriah? Insya Allah akan seragam, Jumat, 15 Juni,” kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin kemarin (11/6)
Posisi hilal pada pengujung bulan puasa atau 14 Juni, menurut Thomas, sudah sangat tinggi, yakni 7 derajat. Dia menjelaskan, ketinggian hilal di bagian paling timur Indonesia, yakni Papua, sekitar 6 derajat. Sedangkan di wilayah paling barat, yakni Sumatera, tinggi hilal mencapai 7,6 derajat.
Dengan demikian, saat dilakukan pemantauan (rukyat) pada Kamis hilal atau bulan muda akan teramati. ”Kalau cuaca cerah, sangat mungkin (hilal, Red) untuk dirukyat,” jelasnya. Apalagi, dengan elongasi atau jarak sudut bulan dengan matahari yang mencapai 9 derajat, hilal cukup tebal untuk dipantau dari bumi.
Dengan demikian, lanjut Thomas, hampir bisa dipastikan, Idul Fitri bakal jatuh serentak pada Jumat. Seperti diketahui, Muham- madiyah sudah mengeluarkan maklumat penetapan awal Ramadan, Syawal, serta Zulhijah 1439 H. Dalam maklumat yang dilansir 9 Maret lalu itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Syawal atau Idul Fitri jatuh pada Jumat, 15 Juni. Sementara itu, Nahdlatul Ulama (NU) seperti biasanya masih menunggu rukyat atau pengamatan hilal.
Jika nanti di Indonesia berpeluang besar serentak, lantas bagaimana Lebaran di negara-negara lain? Thomas mengatakan, untuk wilayah ASEAN Lebaran diprediksi serempak jatuh pada Jumat nanti. Sedangkan untuk seluruh dunia, Thomas juga mengatakan, sangat mungkin Lebaran jatuh pada tanggal yang sama, 15 Juni. ”Arab Saudi menggunakan rukyat. Kemungkinan besar akan seragam 15 Juni,” jelasnya.
Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin menyatakan bahwa penetapan 1 Syawal oleh pemerintah tetap menunggu hasil sidang isbat. Kata dia, sidang isbat dilakukan untuk mengakomodasi skema hisab yang dilakukan Muhammadiyah dan sistem rukyat oleh NU. Tujuannya ialah menciptakan kekompakan dalam kalangan umat Islam di Indonesia. ”(Kemenag, Red) masih menunggu hasil sidang isbat,” ucapnya.
Untuk mendukung proses sidang isbat tersebut, Kemenag menetapkan titik pemantauan hilal penentuan 1 Syawal berjumlah 97. Lebih banyak daripada saat penetapan 1 Ramadan yang berjumlah 95 titik. Amin mengatakan, jumlah titik pemantauan hilal itu ditambah karena gairah masyarakat dan tim hisab dalam menyambut Lebaran meningkat.