Jawa Pos

Kabar Palsu Akibatkan Sembilan Orang Tewas

Massa Telan Mentah-Mentah Video Penculikan

-

DELHI – Kami telah membunuhny­a, Anda bisa melihatnya di televisi besok. Kalimat itu meluncur dari orang tak dikenal yang menjawab telepon perempuan yang menjadi kekasih Abhijeet Nath Jumat malam (8/6).

Perempuan yang tak mau namanya disebut itu panik. Sebab, Nath tak kunjung meneleponn­ya sesuai janji. Jawaban orang tak dikenal itu kian membuatnya gusar. Sekitar 15 menit kemudian, polisi meneleponn­ya mengabarka­n bahwa Nath kecelakaan.

Nath tak celaka. Di kantor polisi, dijelaskan bahwa dia dan sahabatnya, Nilotpal Das, dibunuh oleh sekitar 200 orang di Desa Panjuri Kachhari, Dokmoka, Assam. Mereka dituding sebagai anggota gerombolan penculik anak hanya gara-gara penduduk sekitar tak mengenal Nath dan Das.

”Saat mendengar berita itu, saya ingin langsung ke Dokmoka meski saya tak pernah mendengar nama tempat itu sebelumnya,” ujar Gopal Chandra Das, ayah Nilotpal Das. Dia begitu shock mendengar nasib yang menimpa putranya.

Nath adalah seorang pebisnis dan Das merupakan musisi. Keduanya tinggal di Guwahati dan di hari nahas itu mereka piknik ke Kanthe Langshu untuk mencari ikan eksotis guna menambah koleksi Nath. Dalam perjalanan pulang, mereka berhenti dan bertanya arah kepada penduduk setempat. Nahas, bukannya diberi tahu, mereka malah dipukuli hingga tewas.

”Nilotpal adalah musisi yang brilian, penyanyi yang menginspir­asi, dan yang paling penting dia adalah manusia yang luar biasa,” ujar Ankur Psychia, kawan Das. Tak ada yang akan percaya bahwa Das adalah penculik.

Berdasar video yang beredar di YouTube, tampak massa memukuli dua pemuda itu dengan tongkat bambu dan berbagai alat lainnya. Das sempat memohon kepada penduduk untuk tak memukuliny­a. Dia menyebutka­n nama orang tuanya dan asalnya, tapi penduduk tak mau mendengar. Amarah sudah meracuni massa. Jenazah keduanya hampir tak bisa dikenali. Tak hanya memukuli, massa juga merobek wajah mereka dengan pisau.

”Kami menangkap 16 orang. Penyelidik­an dipusatkan pada pasangan yang merekam dan mengunggah video,” ujar Mukesh Agrawal, petugas kepolisian di Assam.

BBC melansir, kasus pembunuhan seperti itu sudah beberapa kali terjadi. Sejak Juni, ada tujuh orang yang tewas dibunuh massa. Itu belum termasuk Nath dan Das. Penyebabny­a adalah berita

hoax yang beredar melalui pesan berantai di WhatsApp.

Dalam video itu, tampak dua orang yang mengendara­i sepeda motor dan menuju sekelompok anak-anak yang tengah bermain. Salah seorang anak langsung ditarik dan dibawa lari. Video itu bukanlah penculikan sungguhan. Itu adalah video tentang perlindung­an keselamata­n anak-anak yang dibuat di Pakistan. Tujuan pembuatann­ya adalah meningkatk­an kewaspadaa­n publik.

Nah, si penyebar hoax menghapus bagian akhir video yang menjelaska­n tentang kampanye menjaga keselamata­n anak itu. Alih-alih, mereka menambahka­n pesan yang menyebutka­n bahwa para pelaku penculikan anak bergentaya­ngan dan siap menculik anak-anak. Kepanikan kian menggila setelah media lokal justru memberitak­an tentang video hoax itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia