Jawa Pos

Sahur di Abu Dhabi, Buka Puasa di Moskow

-

JUMAT (8/6) pukul 10.40 WIB. Perjalanan saya menuju Rusia diawali di Bandara Juanda, Surabaya. Mendarat di Jakarta pada 12.00 WIB. Setelah itu terbang lagi menuju Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), pada 17.55 WIB.

Saat masuk ruang tunggu Bandara Soekarno-Hatta, petugas maskapai memberikan takjil berupa kemasan berisi tiga kurma tanpa biji dan segelas kecil air mineral. Ketika waktu berbuka datang, saya sudah di dalam pesawat untuk persiapan take off.

Pesawat Airbus A-330 yang saya tumpangi mendarat mulus di Abu Dhabi sekitar pukul 23.30 waktu setempat (tiga jam lebih lambat dari WIB). Penerbanga­n menuju Moskow masih lumayan lama. Pukul 03.05. Ada waktu untuk istirahat dan sahur.

Tidak banyak pilihan untuk sahur pada dini hari itu. Rekan saya, fotografer Angger Bondan, membeli dua slice pizza dan dua botol air mineral. Sebelum petugas memanggil penumpang untuk memasuki pesawat, kami menuntaska­n sajian sahur yang sederhana tersebut. Momen itu terjadi sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Setelah itu petugas memanggil penumpang untuk memasuki pesawat.

Setelah sejam terbang, pramugari menawarkan makanan. Pilihannya, nasi dengan ayam atau daging dan kentang. Kami menolak karena sudah memasuki waktu puasa. Ketika yang lain makan, saya pilih tidur.

Airbus A-321 milik Etihad tersebut landing di Bandara Domodedovo, Moskow, pukul 07.30 waktu setempat. Waktu di ibu kota Rusia itu empat jam lebih lambat dari WIB. Sebagai ganti tidak makan, salah seorang pramugari memberi saya kurma dan yoghurt. ”Ini untuk membatalka­n puasa Anda,” katanya dengan ramah.

Setelah menyimpan barang di apartemen, karena waktu berbuka masih lama, saya pun berkelilin­g Moskow. Mengurus segala keperluan untuk liputan sekalian ngabuburit... hehe...

I seng-iseng mencari info, ternyata waktu berbuka di Moskow sekitar pukul 9 malam. Tepatnya 21.15. Itu berarti pukul 01.15 dini hari di Surabaya. Perbedaan zona waktu memaksa kami berpuasa lebih lama daripada di Indonesia. Total, hari itu saya berpuasa lebih dari 19 jam. Rekor!

Ini kali pertama saya merasakan Ramadan di luar negeri. Seru juga sih. Subuh di Moskow pukul 01.58. Praktis, waktu antara berbuka sampai sahur tidak sampai lima jam. Karena Moskow memasuki musim panas (summer), waktu siang lebih lama daripada malam. Matahari sudah menampakka­n diri sekitar pukul 03.00 dan baru benar-benar gelap setelah memasuki pukul 22.00.

Waktu puasa yang lebih lama memang menjadi tantangan. Untung, suhu di Moskow sangat membantu untuk tidak cepat haus atau lapar... hehe... Berkisar 14 hingga 16 derajat Celsius. Namun, pada pagi dan menjelang malam suhu bisa lebih dingin. Sempat menembus 10 derajat Celsius.

Memang dingin bagi pendatang baru seperti saya. Tapi, tetap ada untungnya. Meski harus beraktivit­as dengan jalan kaki dan beberapa kali naik turun Metro, badan rasanya tidak berkeringa­t. Tenggoroka­n juga tidak terlalu kering. Beda jauh dengan di Indonesia. Alhamdulil­lah ya...

Ramadan tinggal menyisakan beberapa hari lagi. Dan saya masih akan berada di Moskow serta kota-kota lain di Rusia. Bahkan hingga melewati Lebaran dan lebih lama lagi setelahnya. Selamat mudik bagi yang mudik. Saya di sini saja.

 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? SUBUH, SUBUH: Matahari telah terbit pada pukul 03.44 di Moskow. Umat muslim di kota ini harus menjalani puasa selama sekitar 19 jam.
ANGGER BONDAN/JAWA POS SUBUH, SUBUH: Matahari telah terbit pada pukul 03.44 di Moskow. Umat muslim di kota ini harus menjalani puasa selama sekitar 19 jam.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia