Bahas Proyek Satelit setelah Hari Raya
REI Jatim Bersurat kepada Pemkot
SURABAYA – Kelanjutan proyek strategis pemecah kemacetan underpass dan overpass di bundaran Satelit belum jelas. Overpass itu rampung sejak November lalu. Namun, penggunaannya masih terkendala kebijakan pemkot.
Sama halnya dengan kelanjutan underpass yang pembangunannya saat ini masih separo jalan. Real Estate Indonesia (REI) Jatim yang menghimpun dana dari para pengembang belum bisa melanjutkan pembangunan karena kontrak pengerjaan dengan pemkot telah berakhir Februari lalu.
Ketua DPD REI Jatim Danny Wahid menyatakan, overpass Satelit yang rampung dibangun November lalu sebenarnya sudah bisa digunakan. ”Alasan kenapa pemkot belum mengoperasikan jalan itu, saya belum diberi tahu,” terangnya.
Namun secara garis besar, Danny menambahkan, pemkot mau mengoperasikan overpass setelah pengerjaan underpass selesai. ”Padahal, kalau yang overpass dioperasikan lebih dulu, kemacetan sedikit terurai,” lanjutnya.
Sementara itu, terkait kelanjutan pengerjaan underpass, Danny berencana menemui wali kota setelah Lebaran. Bulan lalu pihaknya berkirim surat untuk mengatur pertemuan. Namun, hingga kemarin (11/6) belum ada balasan atau respons dari pemkot.
Para pengembang yang tergabung dalam REI Jatim tidak bisa melanjutkan pembangunan underpass. Sebab, kontrak pengerjaan sudah habis. Oleh sebab itu, harus dilakukan perpanjangan agar mereka bisa melanjutkan pekerjaan.
Selain permasalahan izin, masalah lain yang dihadapi adalah komitmen bersama dari para pengembang. Dua proyek terpadu itu bernilai Rp 75 miliar. ”Tapi, sampai sekarang dana yang terkumpul baru separonya dan ada beberapa pengembang yang belum bayar,” katanya.
MenurutDanny,satu-satunyajalan keluar yang bisa dilakukan saat ini adalah menegakkan kembali komitmenbersamaantarapengembangdanpemkot.Dengandemikian,pengerjaandapatsegeradilanjutkan. ”Harus sama-sama memiliki komitmen kuat untuk menyelesaikan proyek ini,” lanjutnya.
Dia menambahkan, bila pengerjaannya selesai, proyek strategis itu dapat mengurai kemacetan di Surabaya Barat. Misalnya, arus lalu lintas dari Jalan Mayjen Sungkono menuju Jalan Mayjen HR Muhammad ataupun sebaliknya. Arus lalu lintas di pintu masuk dan keluar tol Satelit juga semakin lancar.
Danny berharap pemkot dan pengembang dapat secepatnya duduk bersama membicarakan masalah tersebut. Dengan demikian, proyek pemecah kemacetan itu segera terwujud. ”Pihak swasta dan pemkot harus bergandengan tangan membangun kota ini bersama-sama,” terangnya.