Jawa Pos

Permintaan ART dan Suster Lansia Meningkat

-

SURABAYA – Musim mudik dimanfaatk­an sebagian warga untuk pulang ke kampung halaman. Termasuk para asisten rumah tangga (ART). Alhasil, para majikan harus mencari pembantu infal atau ART pengganti untuk sementara. Mendekati Lebaran 2018, permintaan ART infal pun meningkat.

Misalnya, yang terlihat di jasa penyalur tenaga kerja Gloria, Jalan Ambengan, Kecamatan Genteng. Yayasan itu melayani permintaan jasa ART, babysitter, dan pengasuh lansia. Yayasan tersebut telah menyalurka­n sekitar 20 ART infal beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini.

Hari Janto, pemilik Yayasan Gloria, menyatakan bahwa jumlah itu baru separo. Menurut dia, jumlah tersebut akan terus bertambah hingga H-1 Lebaran. Puncak permintaan diprediksi terjadi hari ini atau besok. ’’Bahkan, pada hari H-nya, terkadang masih ada yang minta,’’ tuturnya.

ART itu nanti dipekerjak­an dalam kurun waktu yang singkat. Sebab, mereka hanya menjadi pengganti ART yang ikut mudik. Rata-rata ART dadakan tersebut dipekerjak­an satu hingga dua minggu saja. ’’Ada yang sampai satu bulan, tapi cukup jarang,’’ tegas Hari.

Kebutuhan akan ART dan pengasuh lansia lebih mendominas­i. Sebab, pemudik biasanya mengajak serta buah hati mereka. Karena itu, kebutuhan akan babysitter tidak terlalu banyak. ’’Biasanya butuh yang bisa menjaga rumah selama ditinggal mudik saja,’’ jelasnya.

Hari menerapkan tarif yang bervariasi. Tarif bergantung pada skill dan kemampuan setiap pekerja. Pihaknya menerapkan tarif harian. Untuk babysitter, tarifnya Rp 250 ribu–Rp 300 ribu per hari. Kemudian, suster balita atau lansia Rp 200 ribu–Rp 250 ribu dan ART infal Rp 150 ribu per hari. ’’Untuk yang bisa masak, Rp 200 ribu per hari,’’ lanjut Hari.

Yayasan tersebut menghimpun pekerja dari berbagai daerah. Pekerja didominasi warga pedesaan di luar Surabaya. Mayoritas ingin memanfaatk­an momen Lebaran untuk mengais rezeki.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia