Ajang Prestisius Dunia Koreografi
KEBERANGKATAN Mohammad Hariyanto alias Hari Ghulur ke Durham, North Carolina, AS, sebagai salah seorang koreografer Asia dalam event American Dance Festival (ADF) membawa angin segar untuk dunia seni tari negeri. Bukan hanya Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW), tempatnya sehari-hari mengajar, yang turut bangga. Banyak seniman kawakan yang turut menaruh harapan besar.
Terpilihnya Hari memang berita besar. Sebab, seniman tari yang sebelumnya berkesempatan menjajal program tersebut kini makin dikenal sebagai koreografer mumpuni. Di antaranya, Eko Supriyanto, Ali Sukri, Ari Ersandi, Bobby Ari Setiawan, dan Danang Pamungkas.
’’Kiprah mereka selalu membawa perkembangan berarti buat geliat seni tari di Indonesia,’’ ujar Sekar Alit, manajer sekaligus istri Hari. Bahkan, ADF yang kali pertama diselenggarakan pada 1934 disebut sebagai salah satu institusi dan program paling prestisius dalam dunia koreografi oleh media besar AS, New York Times. Jadi, tak heran jika terpilihnya Hari yang membawakan materi tarian berjudul Sila menjadi titik awal gaya baru era tarian kontemporer.
Menurut Sekar, Hari bisa mendapatkan peluang emas itu karena direkomendasikan banyak seniman senior yang dipercaya lembaga Asian Cultural Council (ACC). Termasuk Amna Kusumo selaku direktur Yayasan Koalisi Seni Indonesia (Kelola) Jakarta, penari kawakan Sal Murgiyanto, dan Danang Pamungkas yang tahun lalu menjalani residensi serupa.
’’Dukungan dari mereka sangat luar biasa. Mereka mencari penari sekaligus pencipta tari yang memiliki filosofi dan Mas Hari selalu teguh di situ,’’ ucap Sekar dengan bangga. Hari sendiri mengaku tak berekspektasi apa pun jika sudah di sana, kecuali bisa memberikan karya yang terbaik. ’’Saya hanya membawa harapan kosong. Nanti saya isi di sana,’’ ujarnya.
Dia hanya menyatakan rasa haru dan bangga yang luar biasa karena bisa membawa nama STKW, Surabaya, dan Indonesia ke mata dunia. Direktur STKW Arif Rofiq menyatakan bahwa terpilihnya Hari tentu memberikan dampak besar. Sebab, mahasiswa lebih mudah mendapatkan motivasi melalui role model.
’’Kalau ada contoh seperti itu, mereka akan lebih mudah mengaktualisasikan semangat. Apalagi, setelah ini, ada penerimaan mahasiswa baru juga, bisa show up,’’ tutur Rofiq kemarin.