Trump Cuma ”Salah Bicara” soal Latihan Militer dengan Korsel
Setelah Teken Kesepakatan, Trump Ajak Jong-un Intip ”The Beast”
SINGAPURA – Sebuah meja tua berusia 80 tahun menjadi saksi perubahan hubungan Korea Utara (Korut) dengan Amerika Serikat (AS)
Di atas furnitur yang pernah digunakan hakim agung Singapura tersebut, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Korut Kim Jong-un menandatangani dokumen bersejarah yang berisi empat kesepakatan (lihat grafis).
Penandatanganan kesepakatan itu menjadi puncak pelaksanaan konferensi tingkat tinggi (KTT) kedua negara di Hotel Capella Singapura kemarin (12/6). Pelaksanaan KTT berjalan nyaris tanpa hambatan.
Pemerintah Singapura yang menghabiskan Rp 278 miliar untuk hajatan tersebut sudah mempersiapkannya secara matang. Berdasar pantauan Jawa Pos di lokasi kemarin, sejak dini hari peningkatan keamanan dilakukan pihak keamanan setempat.
Di sepanjang jalan dari arah pusat kota menuju Pulau Sentosa, aparat kepolisian yang berjaga sangat banyak. Di setiap jarak 20 sampai 30 meter, ada dua hingga tiga aparat bersenjata yang berjaga. Mobil-mobil patroli juga stand by.
Memasuki kawasan Pulau Sentosa, pengamanan semakin tinggi. Aparat kepolisian dibagi di banyak titik. Kendaraan lapis baja juga disiagakan di pulau seluas 463 hektare tersebut.
Media hanya diberi jarak sekitar 100 meter dari pintu hotel. Itu pun di sisi jalan yang tidak dilewati rangkaian kedua presiden yang masing-masing tiba pukul 08.12 untuk Jong-un dan 08.29 untuk Trump.
Detik bersejarah tersebut kemudian terjadi pukul 09.04, saat Trump dan Jong-un melangkah ke halaman dari sisi yang terpisah. Keduanya lantas berdiri berhadaphadapan untuk kali pertama dan mengulurkan tangan selama 12 detik dengan latar belakang bendera kedua negara.
Berikutnya, dua pemimpin kontroversial itu melakukan pertemuan tertutup. Setelah 41 menit, mereka kembali muncul di hadapan lensa media dan Trump memberikan isyarat bahwa diskusi tersebut berjalan sangat baik. Pembicaraan kemudian berlanjut ke forum lebih besar yang melibatkan para delegasi.
Seusai pembicaraan, keduanya melanjutkan acara dengan makan siang bersama. Berdasar rilis yang dikeluarkan Gedung Putih, menu yang tersedia terdiri atas kombinasi hidangan khas Timur dan Barat. Di antaranya iga sapi panggang, daging babi asam manis dengan nasi goreng, salad avokad, udang, serta es krim sebagai penutup makan siang.
Terakhir, kedua pemimpin menutup rangkaian dengan penandatanganan kesepakatan bersama setelah diselingi jalan bersama di kawasan hotel. Tak lupa, Trump sempat mengajak Jongun mengintip interior mobil kepresidenannya yang bernama ”The Beast”.
Jong-un tidak banyak berbicara ke media. Sebagaimana dilansir
The Straits Time, Jong-un menyebut kedua pemimpin telah menjalani pertemuan bersejarah dan sudah sepakat melupakan masa lalu. ”Dunia akan melihat perubahan besar,” kata anak mendiang Kim Jong-il tersebut.
Berbeda dengan Jong-un yang langsung kembali ke kediamannya di St Regis Hotel, Trump justru memilih tetap di Hotel Capella. Dia membuka konferensi pers tidak lama kemudian.
Dalam jumpa pers tersebut, Trump menyampaikan poin mengejutkan tentang rencana AS berhenti menggelar latihan militer bersama Korea Selatan (Korsel). Pengumuman itu langsung memantik reaksi di AS dan Korsel.
’’Kami akan menghentikan latihan perang gabungan. Itu artinya akan ada lebih banyak uang yang dihemat,” kata presiden ke-45 AS itu seperti dikutip
Associated Press.
Trump mengatakan, berhemat sembari menantikan kelanjutan hubungan dua negara akan jauh lebih baik ketimbang menunggu langkah lanjutan Korut sambil berlatih perang dengan Korsel. Saat ini ada 28.500 personel militer AS di Korsel.
”Lagi pula, (latihan perang gabungan dengan Korsel) itu provokatif,” kata Trump.
Dia berharap komitmennya itu bisa membuat Korut lebih percaya pada AS. Dengan demikian, proses denuklirisasi Semenanjung Korea bisa berjalan lancar dan tuntas sesuai jadwal.
Selanjutnya, setelah Korut melucuti nuklirnya, AS siap menjalin kerja sama ekonomi dengan negara tersebut. Tentunya setelah mencabut sanksisanksi Korut.
”Kami harus mencari tahu dulu apa maksud pernyataan tersebut,” kata seorang juru bicara Blue House –pusat pemerintahan Korsel– seperti dikutip Reuters.
Secara terpisah, Juru Bicara Pasukan AS di Korsel Letkol Jennifer Lovett mengatakan, dirinya belum menerima perintah apa pun dari Pentagon (Kementerian Pertahanan AS) terkait pernyataan Trump tersebut. Pentagon pun belum mau buka suara kepada media dengan alasan belum bertemu Trump.
Seorang pejabat Korsel yang identitasnya dirahasiakan mengungkapkan bahwa Trump hanya salah bicara. Dia yakin AS tidak akan menghentikan latihan perang gabungan dengan Korsel. ”Saya shocked saat mendengar beliau menyebut latihan rutin itu provokatif,” tegasnya.