Warga Berebut Air Tangki
Sudah Seminggu Aliran Mati Total di Sumberejo
SURABAYA – Sudah satu minggu ini warga Sumberejo, Kecamatan Pakal, kesusahan air. Penyebabnya, aliran air PDAM mati total. Untuk memenuhi kebutuhan air, warga mengandalkan pasokan air tangki yang dikirim PDAM. Kalau tangki datang, warga berebut. Bahkan, ada yang sampai berujung cekcok karena ingin segera mendapatkan air.
Puluhan bak dan jeriken sudah tertata rapi di depan rumah warga. Mereka setia menunggu datangnya air tangki. Setiap hari mereka dipasok 2–6 tangki. Tetapi, bantuan tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan. Akibatnya, warga saling mendahului agar segera mendapatkan air. Ketua RW 3 Sumberejo, Kecamatan Pakal, Nur Suud menuturkan bahwa wilayahnya memang baru mengalami gangguan satu minggu belakangan. Tapi, warga di RT 5 dan 6 sudah lebih lama mengalaminya. ”Mereka malah sudah dua tahun airnya tidak keluar,” ucapnya kemarin (12/6).
Menurut Suud, sebelum mati total, air PDAM di tempatnya sebenarnya sudah mengalami gangguan. Sehari-hari air hanya mengalir dalam waktu tertentu. ”Iku ae metune bengi dan banyune titik (Itu saja keluarnya pada malam hari dan airnya sedikit, Red),” ungkapnya.
Seminggu ini PDAM memang memberikan bantuan 2–6 tangki air per hari. Tapi, dengan jumlah warga sekitar 600 KK, mereka masih kekurangan. Pihaknya sebenarnya sudah meminta jatah air tangki lebih, tapi belum bisa dipenuhi.
Dengan minimnya pasokan, warga saling sikut. Beberapa hari lalu, cerita Suud, ada warganya yang adu pukul gara-gara berebut air. Selain membuat sesama warga tak akur, hal itu membuat ketua RW dan RT dimusuhi warga. ”Saya jadi serbasalah, padahal niat saya biar adil,” tuturnya.
Sumaiyah, salah seorang warga, mengaku sejak Senin (11/6) belum mandi. ”Airnya nggak ada,” katanya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dia biasa membeli air sumur dari warga. Namun, karena sekarang sumur juga kering, dia terpaksa mengandalkan dari PDAM. ”Mosok yo aku Lebaran gak adus (masak aku Lebaran nanti tidak mandi, Red )” ucapnya.
Berdasar pantauan Jawa Pos di lapangan, setiap kali air tangki datang, puluhan warga langsung berkerumun. Antre sambil membawa jeriken dan ember. Menurut Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Sumberejo Suharjo Ahmad, gangguan air yang dialami warganya terjadi sejak lama. ”Apalagi ditambah dengan perbaikan pipa injeksi PDAM di Kendung yang jebol,” katanya.
Dia menuturkan, sejak lama air tangki PDAM masuk ke wilayahnya. Pasalnya, ada dua RT yang sudah dua tahun mengalami gangguan. Tapi, selama ini pasokan air tangki masih cukup untuk warga, yakni delapan tangki setiap hari. ”Tapi, kenapa sekarang untuk meminta delapan tangki saja sulit? Padahal, jumlah warga terdampak lebih banyak,” ucapnya.