Jawa Pos

Kapal Kayu Tenggelam, 13 Tewas

Tidak Ada Izin, Tidak Ada Manifes

-

JAKARTA – Tragedi terjadi di perairan Sulawesi Selatan (Sulsel) kemarin (13/6). Di antara Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo. KM Arista, satu kapal jalloro, sejenis kapal kayu khas Sulsel, tenggelam. Sebanyak 13 nyawa melayang akibat kecelakaan itu

Jumlah korban masih bisa bertambah. Sebab, jumlah penumpang kapal tidak diketahui secara pasti. Pasalnya, kapal tersebut tidak memiliki manifes penumpang. Pun demikian izin mengangkut manusia.

Kabidhumas Polda Sulsel Kombespol Dicky Sondani menjelaska­n, kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 13.00. Sekitar 15 menit setelah memulai pelayaran. KM Arista mungkin tenggelam karena ombak yang terlalu tinggi. ”Memang siang tadi ombak tinggi sekali,” katanya saat dihubungi Jawa Pos kemarin.

Dicky menerangka­n, KM Arista milik perorangan. Melayani penyeberan­gan dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo. ”Tidak ada tiket. Tidak ada daftar yang dimiliki.”

Mengantisi­pasi korban yang belum dievakuasi, petugas terus melakukan pencarian. Sampai siang kemarin sudah ditemukan 37 penumpang. Sebanyak 24 selamat, 13 lainnya meninggal dunia.

”Namun, kami belum mengetahui berapa jumlah pasti penumpang,” kata Dicky.

Polisi saat ini mendata penumpang yang selamat. Mereka yakin nakhoda kapal masih hidup. Dia termasuk 24 penumpang yang selamat.

Sementara itu, Kepala Posko Mudik Harian Perhubunga­n Laut Muhamad Syaiful membenarka­n adanya kapal tenggelam di perairan Makassar.

”Itu jenis kapal kayu kecil. Biasanya untuk jarak dekat saja,” ungkapnya saat ditemui Jawa Pos di Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu kemarin.

Syaiful menjelaska­n bahwa pihaknya tengah berkoordin­asi dengan SAR dan KNKT untuk keterangan lebih lanjut. ”Sekarang ini tim dari KNKT sudah berada di lokasi kejadian,” ujarnya.

Kehilangan Anak-Istri Yusuf, salah seorang korban selamat, begitu terpukul atas kejadian itu. Rencana mudiknya ke kampung halaman berujung kehilangan anak dan istri. Di tengah perjalanan dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo, KM Arista yang dia tumpangi bersama keluargany­a tenggelam.

Istri Yusuf, Ariani, 30, dan anaknya, Arsyam, 1, tewas dalam tragedi itu. Sementara anak pertamanya, Yusri, 5, kritis dan menjalani perawatan di rumah sakit.

Bukan hanya Yusuf yang kehilangan. Total ada 13 penumpang yang tewas. Semua penumpang merupakan warga pulau yang baru saja membeli keperluan untuk Lebaran di wilayah daratan Makassar. Yusuf sendiri berhasil menyelamat­kan diri.

Ishak, kerabat Yusuf yang juga ikut dalam kapal, berkata bahwa KM Arista mulai kehilangan keseimbang­an saat diempas ombak besar. Semua penumpang panik. Kapal mulai oleng dan nakhoda pun sulit mengendali­kan.

Ishak kebetulan berada tak jauh dari nakhoda. Sedangkan Ariani dan kedua anaknya berada di bagian yang berbeda. ”Saya lihat dari jauh, Ibu Ariani ini sempat susui anak keduanya sebelum terempas karena ombak,” bebernya.

 ?? IDHAM AMA/FAJAR/JPG ?? KEHILANGAN: Keluarga korban KM Arista tak kuasa menahan tangis kemarin.
IDHAM AMA/FAJAR/JPG KEHILANGAN: Keluarga korban KM Arista tak kuasa menahan tangis kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia