Angka Kecelakaan Berkurang
PADA H-3 Lebaran Selasa lalu (12/6), jumlah kecelakaan lalu lintas mengalami penurunan signifikan. Data di Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Kemenhub menunjukkan, pada H-3 jumlah kecelakaan lalu lintas 138 kejadian. Jumlah itu turun 57 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 195 kejadian.
Penurunan jumlah kecelakaan juga terjadi pada hari-hari sebelumnya Korban selamat:
Pada H-4 angka kecelakaan mencapai 152 kejadian. Berbanding 216 kejadian pada tahun sebelumnya. Hanya pada H-8 ada kenaikan angka kecelakaan. Itu pun hanya satu kejadian (68 berbanding 67).
Banyaknya mudik gratis menjadi salah satu penyebab turunnya angka kecelakaan. Sebab, mudik gratis secara signifikan mengurangi pemudik bersepeda motor. ”Tahun sebelumnya hampir 70 persen kecelakaan melibatkan sepeda motor,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kemarin.
Karena itu, Budi Karya berencana menambah kuota mudik gratis tahun depan. Tahun ini lebih dari 30.000 kuota mudik gratis disiapkan. Okupansinya mencapai 90 persen. ”Tahun depan Kemenhub ingin menambah kapasitas. Kalau kapasitas darat itu kita pastikan akan kita tambah tiga kali lipat. Untuk laut kita berniat menambah tiga kali lipat, bergantung jumlah kapal yang ada,” jelasnya kemarin.
Menurut data Kemenhub, angka pengguna kendaraan roda dua semakin sedikit. Jika tahun lalu dari H-8 hingga H-3 terdapat 781.469 pemudik menggunakan roda dua, tahun ini hanya ada 130.332 pemudik. Berkurang hingga 37,7 persen. Selain karena banyaknya mudik gratis, hal tersebut dipengaruhi libur Lebaran yang panjang. Pemudik jadi bisa memilih moda transportasi.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur tidak semata-mata bertujuan memperlancar arus mudik Lebaran. Tapi juga untuk kepentingan jangka panjang, menjadi elemen pendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang sehat dan meningkatkan daya saing bangsa dalam konteks global.
Khusus mengenai mudik Lebaran, Basuki menuturkan bahwa kelancaran dan keberhasilan mudik ditentukan tiga hal. Pertama, sarana-prasarana infrastruktur mudik yang tersedia. Kedua, manajemen lalu lintas oleh pihak kepolisian dan ketiga: perilaku para penggunanya. ”Jalan nasional kita sepanjang 48 ribu kilometer 90 persen dalam kondisi mantap,” katanya.
Panjang tol Jakarta–Surabaya 760 kilometer. Yang dapat dilalui pemudik dengan kondisi operasional sepanjang 525 km dan fungsional 235 km. ”Tol operasional semua sudah dilengkapi sarana pendukungnya. Untuk tol fungsional bukan lagi jalan darurat. Kondisinya banyak yang sudah rigid, minimal lean concrete dan aspal, namun fasilitasnya belum selengkap tol operasional,” terangnya.
Untuk titik kemacetan di Kali Kenteng, Basuki menerangkan bahwa kemiringan jalan sementara yang melintasi bawah Jembatan Kali Kenteng masih aman dilalui. Kemacetan di titik itu terjadi karena penyempitan dari dua lajur menjadi satu lajur saat memasuki jalan sementara sepanjang 600 meter dengan kecepatan kendaraan 20 km per jam.