Pasang Wastafel Injak di Depan Rumah
Semangat Belajar Bersih ala Kampung Lourdes, Pulau Sebatik
Wastafel sebenarnya bukanlah barang aneh. Tapi, bagi warga Kampung Lourdes, tempat cuci tangan dan cuci-cuci lainnya itu masih menjadi barang langka. Kalaupun ada, bentuknya sangat sederhana. Jauh dari wujud yang umum dipahami masyarakat.
RIKO ADITYA, Nunukan
KAMPUNG Lourdes dikenal sebagai masyarakat yang notabene bekerja sebagai petani dan buruh kasar. Meski berada di kampung, rata-rata warganya sudah punya wastafel. Ya, wastafel sederhana hasil inovasi seorang tenaga kesehatan yang memanfaatkan jeriken untuk dipakai mencuci tangan.
Daniel Lalang, penggagas inovasi tersebut, merupakan petugas Puskesmas Pembantu (Pustu) Lourdes, Puskesmas Aji Kuning, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara). Berawal dari keinginan agar masyarakat bebas dari segala penyakit, dia berinovasi membuat wastafel sederhana dan manual itu.
”Ide awal muncul dari kurangnya perilaku hidup bersih, terutama cuci tangan pakai sabun, masyarakat Kampung Lourdes. Masyarakat sering terkena penyakit seperti batuk, pilek, diare, dan dermatitis,” katanya mengawali pembicaraan.
Penyakit tersebut bisa jadi dipengaruhi perilaku warga yang umumnya petani dan buruh kasar. Setelah pulang dari kegiatan bekerja, warga terkadang tidak langsung mencuci tangan. Dari situlah dia berpikir untuk bisa membuat inovasi wastafel sederhana dengan memanfaatkan barang bekas. Tetapi, dampaknya sangat berguna untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Lourdes.
”Saya memanfaatkan jeriken, botol minuman, papan kayu, tali, dan dua kayu penyangga. Saya bersyukur wastafel sederhana buatan saya bisa tercipta. Semoga bisa bermanfaat untuk warga di Kampung Lourdes,” harap Daniel.
Dengan mengisi jeriken menggunakan air bersih, juga dengan sabun yang telah disiapkan di botol minuman, air mengalir dari jeriken berkat bantuan dorongan kaki yang menghubungkan tali ke jeriken. Agar warga bisa mencuci tangan. Wastafel sederhana itu pun dipasang di depan rumah warga. Setelah melakukan aktivitas, Daniel mengharapkan warga mencuci tangan sebelum memasuki rumah.
Sejauh ini wastafel sederhana tersebut sudah mulai berkembang hingga ke RT 09 dan 10 dari sebelas RT di Kampung Lourdes. Kegiatan tersebut dilaksanakan juga dengan membuat RT binaan selama empat bulan untuk melaksanakan cuci tangan pakai sabun.
Daniel pun berharap hal itu juga bisa diterapkan di daerah lain. Agar masyarakat bisa lebih memahami pentingnya hidup bersih dan sehat. Atas inovasinya tersebut, Daniel akan mewakili Kaltara, khususnya Nunukan, dalam penobatan tenaga kesehatan teladan tingkat nasional.