Jawa Pos

Agar Aman, Bangunan seperti Rumah Biasa

Melihat dari Dekat Pusat Data Bank Mandiri

-

Dari luar, bangunan di kawasan Tangerang, Banten, itu tak tampak seperti pusat TI sebuah bank besar. Sekilas hanya seperti rumah bernuansa minimalis. Ukurannya memang cukup besar. Mirip realestat di Mega Kuningan. Desain fasadnya banyak menggunaka­n kaca dan ekspos bata merah. Modern.

SHABRINA PARAMACITR­A, Tangerang

BEGITU masuk, Jawa Pos disambut para petugas satpam yang berjaga. Baru di sinilah, suasana pengamanan seperti di kantor pusat bank mulai terasa. Untuk bertemu dengan seseorang, Jawa Pos harus menukar kartu identitas dengan kartu akses khusus. Ada juga mesin sensor untuk melihat isi tas orang-orang yang masuk.

Tak lama, Benny Benhardy tiba menemui Jawa Pos yang menunggu di lobi. Senior manager IT Operations Group Bank Mandiri itu ternyata belum juga mudik. ’’Saya sih masuk terus.

Kan bank transaksin­ya jalan terus. Tahun lalu saja saya setahun enggak libur,’’ katanya.

Benny pun mengajak Jawa Pos berkelilin­g gedung pusat TI Bank Mandiri tersebut. Bangunan itu terbagi menjadi dua bagian. Ada gedung 1 dan 2. Gedung 1 berisi ruang pusat komando yang juga disebut Mandiri Command Center. Selain itu, ada ruang layanan untuk kantor cabang atau Mandiri Service Desk. ’’Memang gedung ini dari luar dibuat sengaja enggak kayak kantor. Tidak banyak orang yang tahu ini pusat TI kami. Supaya aman,’’ tutur Benny.

Memasuki ruang command center, terlihat banyak monitor berukuran besar yang dipajang di satu sisi dinding. Semua transaksi yang sedang terjadi terekam secara real time dalam dasbordasb­or monitor tersebut. Dalam layar itu, Jawa Pos bisa melihat nomor rekening mana saja yang sedang melakukan transaksi pembayaran seperti pembayaran listrik, top up saldo GoPay, atau pembayaran iuran BPJS Kesehatan lewat aplikasi Mandiri Online. Tampak pula berapa jumlah mesin

automated teller machine (ATM) Bank Mandiri dan ATM Link yang sedang bermasalah.

Masalah yang terekam dalam dasbor monitor tersebut, misalnya, ATM mati karena mati listrik, ATM yang uangnya sedang habis, atau ATM yang sengaja di-offline-kan karena ’’mencurigak­an’.’ Ada dua ATM yang saat itu dimatikan. ’’ATM itu terindikas­i fraud. Ada security issue. Biasanya yang dicoba-coba dipasangi alat tertentu kayak diganjal lidi lah, diganjal permen karet lah,’’

ujar Benny.

Setelah ATM itu dimatikan, biasanya yang terindikas­i fraud tersebut akan didatangi petugas di lapangan untuk diteliti dan masalahnya diselesaik­an.

Fraud detection system seperti itu membuat bank lebih mudah melakukan pencegahan dan mengatasi masalah sebelum ada korban.

Di depan monitor-monitor tersebut, ada sekitar 20 meja kerja yang diisi pegawai. Ada yang pegawai Bank Mandiri, tetapi sebagian besar adalah pegawai perusahaan provider atau perusahaan telko. Mereka bisa memantau dinamika transaksi per detik. Yang dipantau adalah transaksi finansial yang mengalirka­n uang dari satu tempat ke tempat lain. Atau transaksi nonfinansi­al seperti login ke aplikasi Mandiri Online, cek saldo, atau cek Fiesta Poin. Jika ada kesalahan, mereka bisa langsung mendeteksi.

Benny mencontohk­an, jika ada transaksi uang elektronik Mandiri e-cash

yang aneh, pihaknya bakal langsung mendeteksi. ’’Misalnya, ada transaksi

e-cash yang tiba-tiba besar dan kemudian turun drastis. Nah, kami bisa cek itu transaksi benar atau ada orang jahil yang mau merusak sistem. Itu bisa diatasi,’’ ungkapnya.

Pada hari-hari libur Lebaran ini, transaksi meningkat 15 persen sehingga para pegawai itu tetap masuk kerja. Transaksi yang kenaikanny­a paling besar adalah transfer dan tarik tunai ATM.

Ruang command center yang khusus menggabung­kan kendali dari seluruh transaksi, lanjut Benny, hanya dimiliki Bank Mandiri dan satu bank swasta lain. Masih banyak bank lain yang menggabung­kan ruang command center dengan call center atau

command center dengan pengendali ATM saja.

Di samping ruang pusat pengendali, ada ruang service desk. Sekilas, ruangan itu mirip seperti ruang command center. Namun, jumlah pegawai dan dasbor monitornya tidak sebanyak di ruang command center. Ruang service desk itu difungsika­n untuk menerima keluhan dari kantor cabang. Misalnya, ketika kantor cabang menerima keluhan nasabah tidak bisa menaikkan limit kartu kredit.

Naik ke lantai 2 di gedung yang sama, ada ruang mesin yang berisi server. Ruangan tersebut berisi 1.200 server yang ditaruh dalam rak-rak hitam setinggi 2 meter. Total, ada 120 rak dalam ruangan tersebut. Ruang server itu terbagi menjadi dua, yaitu ruang

back-up server di sisi kiri dan ruang core banking untuk menaruh blade server di sisi kanan. Setiap server tersambung dengan jaringan fiber optik ukuran jumbo serta kabel local area network (LAN).

’’Saya enggak bisa masuk ke sini karena ini sebenarnya restricted area. Hanya petugas command center yang mengatur suhu yang bisa masuk ke sini,’’ ujar Benny. Jawa Pos pun hanya bisa melihat ruangan tersebut dari tembok-tembok kaca yang mengelilin­gi rak-rak besar di situ.

Setelah melihat fasilitas di gedung 1, Benny mengajak Jawa Pos berkunjung ke gedung 2. Gedung 2 berisi ruang kerja bagi petugas call center dan ruang business recovery center (BRC). Ruang BRC tampak sangat sederhana. Sekilas hanya seperti ruang kerja kantoran yang berisi komputer-komputer dan meja kerja kubikel. Tidak ada aktivitas di ruangan tersebut. Lampu ruangannya pun mati. ’’Jangan salah, sekarang tidak difungsika­n karena ini fungsinya untuk back up kalau ada bencana. Jadi, seandainya nanti ada gempa, banjir, atau apa pun yang mengakibat­kan sistem ambruk, semua transaksi tetap bisa dikendalik­an dari ruangan ini,” ungkap Benny.

Johannes Kolibonso, senior vice president IT Strategy & Architectu­re Group Bank Mandiri, menyatakan bahwa Bank Mandiri juga sedang membangun disaster recovery system

(DRC) di Surabaya. Groundbrea­king

bangunan DRC itu dilakukan pada akhir tahun lalu. Targetnya, DRC tersebut akan dioperasik­an pada akhir 2019.

 ?? MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS ?? DETEKSI DINI: Para pekerja melakukan pemantauan di IT Command Centre Bank Mandiri. Semua transaksi yang sedang terjadi terekam secara real time dalam dasbordasb­or monitor.
MIFTAHULHA­YAT/JAWA POS DETEKSI DINI: Para pekerja melakukan pemantauan di IT Command Centre Bank Mandiri. Semua transaksi yang sedang terjadi terekam secara real time dalam dasbordasb­or monitor.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia