Jawa Pos

Setiap Ruas Punya Karakt er Berbeda

Tol Trans-Jawa (Trans-Java Tol Road) menjadi jurus andalan pemerintah dalam mengatasi kemacetan saat mudik Lebaran yang sudah menjadi masalah klasik tiap tahun. Dari penelusura­n Jawa Pos, secara umum, jalan baru itu sudah siap dilintasi pemudik. Meski dem

-

Jawa Timur

Menelusuri tol trans-Jawa dari titik paling timur Pulau Jawa, tidak akan dijumpai bangunan fisik. Semua masih dalam perencanaa­n dengan rencana start akhir tahun ini. Praktis, Banyuwangi hingga Pasuruan hanya satu pilihan, yakni melalui jalan arteri pantura. Untung, kondisi jalannya masih cukup bagus.

Hanya, pemudik tetap harus berhati-hati. Pastikan kendaraan benar-benar prima. Sebab, di beberapa titik ada tanjakan dan turunan yang disertai tikungan yang cukup tajam. Salah satunya di Paiton, persis di kawasan PLTU Paiton.

Lebih-lebih saat melintasi hutan Baluran. Potensi bahaya makin besar saat mengemudi malam hari. Jika tidak tahu medan jalanan Baluran, sebaiknya pemudik berpikir matangmata­ng sebelum menerobos hutan jati dengan panjang 24 kilometer itu. Hutan yang berada di Banyuwangi–Situbondo tersebut juga dikenal sebagai salah satu jalur rawan kecelakaan di Jatim.

Adapun tol Probolingg­o–Pasuruan (Paspro) belum menjadi jalur mudik tahun ini. Proyek itu masih dalam tahap konstruksi dan ditargetka­n tuntas akhir 2018.

Nah, di Pasuruan, pemudik punya dua pilihan: jalan tol atau jalan nasional. Namun, tidak ada ruginya untuk menjajal tol Gempol– Pasuruan (Gempas). Itu adalah tol anyar yang difungsika­n mulai Lebaran 2018.

Pemudik bisa masuk dari gerbang tol Pasuruan. Nama ruasnya Rembang–Pasuruan. Panjangnya 6,6 kilometer. Karena masih berstatus fungsional, pemudik bisa melewatiny­a dengan gratis.

Akses tersebut menyambung­kan ruas Gempol–Bangil dan Bangil–Rembang yang lebih dulu ada. Namun, tetap harus berhatihat­i. Sebab, belum ada rest area permanen di ruas tol itu. Juga, pastikan bahan bakar kendaraan penuh karena belum ada SPBU.

Bahkan, dari Pasuruan bisa langsung menuju Surabaya via tol. Hanya, jalur masih belum tersambung dengan utuh. Pasalnya, ruas tol Surabaya–Gempol masih terputus di Porong.

Saat ini proyek relokasi tol Porong masih dikerjakan. Proyek ditargetka­n tuntas akhir 2018. Dengan demikian, pada 2019 Probolingg­o– Pasuruan–Surabaya bakal tersambung dengan jaringan tol trans-Jawa.

Adapun tol Gempol–Pandaan (Gempan) telah beroperasi penuh sejak 2015. Panjangnya 13,61 kilometer. Namun, pastikan cadangan bahan bakar kendaraan aman. Di jalur tol Gempan belum tersedia SPBU dan rest area.

Di bagian lain, tol Pandaan–Malang masih dalam konstruksi. Progresnya sudah 51,66 persen. Namun, PT Jasamarga PandaanMal­ang bakal menyiapkan jalur fungsional untuk pemudik.

Saat arus mudik nanti, yang dibuka adalah seksi I (Pandaan–Purwodadi) dan seksi III (Lawang–Singosari). Hanya difungsika­n satu arah untuk arus mudik dan balik Lebaran 2018. Ketika arus mudik, hanya satu arah menuju Kota Malang yang difungsika­n. Sebaliknya, saat arus balik, hanya jalur menuju Pandaan yang dibuka.

Bagi yang start mudik dari Surabaya, pengendara dituntut cermat mengisi dan menggunaka­n BBM saat melintas di tol. Sebab, dari Surabaya–Solo, hingga saat ini belum ada SPBU di sepanjang tol tersebut.

Memang, pengelola jalan tol tengah dan telah membangun rest area. Namun, semua rest area tersebut baru sekadar menyediaka­n fasilitas minimum seperti parkir, toilet, dan tempat ibadah.

Dari Surabaya sampai Mantingan (perbatasan Ngawi–Sragen), tercatat ada 14 rest area. Di antaranya, Km 726, Km 694, Km 678, Km 626, atau Km 596. Dan semua masih sama. Meski ada yang bertipe A (ada SPBU-nya), kondisinya sama-sama seperti rest area tipe B yang tak memiliki SPBU.

Dengan kondisi seperti itu, pengendara disarankan mengisi tangki BBM kendaraan dengan penuh sebelum masuk tol. Itu pilihan paling aman. Sebab, jika sampai kehabisan BBM di tengah jalan tol, tentu hal tersebut akan merepotkan pengendara. Juga penumpangn­ya.

Jawa Tengah

Memasuki wilayah Jawa Tengah, kondisi jalan tol sebagian masih baru. Sebab, mayoritas ruas tol di provinsi ini baru mulai dioperasik­an menjelang Lebaran 2018 ini.

Beberapa ditargetka­n selesai akhir tahun sehingga beberapa ruas kondisinya masih apa adanya. Namun tetap bisa dilintasi saat arus mudik dan balik Lebaran ini.

Total panjang tol trans-Jawa yang membentang di Provinsi Jawa Tengah mencapai 303,74

km. Terdiri atas tujuh ruas jalan t. Yaitu, tol Sragen–Solo, Solo–Salatiga, latiga– Semarang, tol Semarang, Semarang Batang, Batang–Pemalang, dan Pem alang– Pejagan.

Di antara tujuh ruas tersebut, yang isudah dioperasik­an secarah penuh alias brbayar adalah ruas Salatiga–Semarang, tol Smarang, dan Pemalang (Brexit)–Pejagan. Sebihnya masih dioperasik­an secara fungsiona dengan tarif Rp 0.

Melintas di tol fungsional memiliki ttangan tersendiri. Beberapa hanya membka satu jalur seperti pada jalan tol Solo–Saliga dan Semarang hingga Pemalang. Di rs-ruas tersebut akan sering dilakukan ske a buka tutup. Jika terjadi penumpukan, akan dakukan penutupan jalan dan kendaraan dlihkan menuju jalan arteri atau jalan nsional terdekat.

Beberapa titik juga dinyatakan sebgai titik kritis. Misalnya, Jembatan Kenten di ruas Solo–Salatiga. Pemudik harus lew t jalan kerja di bawah jembatan yang memilik urunan dan tanjakan cukup tajam. Demik n pula dengan Jembatan Kali Kuto di uas tol Semarang–Batang yang belum selesai. emudik harus sejenak keluar jalan tol, ke udian masuk kembali ke gerbang tol darurat ingsing atau Weleri.

Terlepas dari kondisi tersebut, sem a akan terbayar saat melintas di ruas Slatiga– Semarang. Ruas itu menyuguhka­n pesona alam yang luar biasa. Bukit, lembah, hmparan hutan, dan pemandanga­n ikonisunun­g Merbabu siap menyambut.

Jawa Barat

Tidak seperti tol di Jawa Tengah, semua ruas tol di Jawa Barat sudah beroperasi penuh. Bahkan, ruas Palimanan–Kanci (Palikanci), Cikopo–Palimanan (Cipali), dan Jakarta– Cikampek (Japek) sudah cukup lama beroperasi. Japek sudah beroperasi sejak 1988 atau 30 tahun, Cipali sejak 2015, dan Palikanci sejak 1997.

Jalan tol yang menjadi alternatif jalan utama itu memang menjadi solusi untuk memperpend­ek jarak tempuh.

Misalnya, tol Cipali (116 kilometer) yang menjadi alternatif jalur pantai utara karena bisa melewati lima kabupaten. Yakni, Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon. Bahkan, jalan tol tersebut kelak menjadi salah satu akses utama ke Bandara Internasio­nal Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, lewat exit di Km 156.

Namun, kondisi jalan tol yang beroperasi lama kadang malah menjadi titik kemacetan baru lantaran kejenuhan lalu lintas. Itulah yang dialami ruas Jakarta–Cikampek.

General Manager PT Jasa Marga Cabang Jakarta Cikampek Raddy Riadi Lukman mengungkap­kan, ruas terpadat Japek berada di antara simpang susun Cikunir hingga Cibitung. Simpang susun Cikunir berada di Km 10, sedangkan Cibitung di Km 24. Jadi, sekitar 14 kilometer jalan tol yang semestinya bebas hambatan itu malah padat merayap. Salah satu upaya untuk mengatasi kemacetan tersebut adalah membangun jalan tol layang Jakarta–Cikampek yang akan selesai pada 2019.

Banten

Keluar dari Jakarta menuju arah barat Banten dan Pulau Sumatera, pemudik bisa menggunaka­n akses tol Jakarta–Tangerang dan Tangerang–Merak. Secara umum, kondisi jalan tol sangat mulus. Lintasan yang lurus dan tak banyak kelokan hampir tak menciptaka­n kesulitan mengemudi yang berarti. Di jalur tersebut, penentuan waktu (timing) sangat berperan.

Perjalanan mudik saat malam memang paling pas. Tak ada panas matahari yang menyengat. Sudah berbuka pula. Tapi, jika berencana melewati jalan tol Tangerang–Merak menuju Sumatera, sebaiknya segera ubah strategi.

Risiko antrean panjang di Pelabuhan Merak jauh lebih besar saat malam. Pasalnya, semua orang memiliki pemikiran yang sama untuk berangkat malam. Penumpukan kendaraan pun akhirnya tak bisa dihindari.

Parahnya lagi, antrean bisa berbuntut hingga di dalam tol. Akhirnya, tenaga yang disiapkan untuk menyusuri jalanan Sumatera saat siang pun akan tersedot habis dalam masa antrean tersebut.

Belum lagi, di ruas jalan tol tersebut, tidak semua titik mendapat penerangan maksimal. Hanya dekat persimpang­an, exit tol, dan daerah rawan. Bagi yang terbiasa melaju di tol dalam kota, kondisi tersebut tentu agak menyulitka­n. Meski sudah terpasang reflektor di sepanjang jalan.

 ??  ??
 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? VIEW TERINDAH: Ruas tol Salatiga–Semarang menyuguhka­n pesona alam yang luar biasa. Bukit, lembah, hamparan hutan, dan pemandanga­n ikonis gunung Merbabu siap menyambut.
BOY SLAMET/JAWA POS VIEW TERINDAH: Ruas tol Salatiga–Semarang menyuguhka­n pesona alam yang luar biasa. Bukit, lembah, hamparan hutan, dan pemandanga­n ikonis gunung Merbabu siap menyambut.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia