Guru Bidang Studi Juga Ajarkan Agama
Cara Pemkot Tangkal Radikalisme
SURABAYA – Wali Kota Tri Rismaharini menilai pendidikan merupakan salah satu cara paling tepat untuk menangkal radikalisme. Karena itu, dia berencana mengumpulkan guru-guru dan memberikan pengarahan. Harapannya, guru-guru mempunyai dasar yang cukup kuat dan sejalan untuk mengajar anak-anak terkait dengan moral dan agama.
Sebelumnya, dia sempat mengumpulkan guru-guru agama se-Surabaya. Namun, dia merasa guru bidang lain membutuhkan pembekalan serupa. ”Setelah Lebaran ini, kita adakan pembinaan guru-guru per bidang,” ungkap Risma.
Menurut dia, guru sekolah selama ini kurang mendalami pengajaran moral dan agama karena terkotak-kotak di bidang masing-masing. Padahal, materi tersebut sebenarnya penting untuk disusupkan di setiap pelajaran.
Risma mengakui bahwa pembekalan itu akan memakan waktu cukup lama. Setiap bidang akan mendapat waktu pembekalan sendiri. ”Memang agak berat karena jumlahnya banyak sekali,” jelasnya. Tetapi, dia optimistis seluruh guru bisa mendapat pembekalan secara merata. Hal tersebut sudah dia terapkan untuk kader lain di Surabaya, yakni kader jemantik.
Beberapa waktu lalu, Risma sempat beberapa kali mengumpulkan 22 ribu kader jemantik dari seluruh Surabaya. Mereka mendapat pembekalan mengenai pengawasan penduduk pendatang dan pembinaan bagi anakanak agar terhindar dari ajaran radikal. Pembinaan akan banyak difokuskan untuk guru-guru tingkat SMP. Sebab, masa SMP termasuk paling rentan. ”Kalau sudah agak dewasa atau besar, itu agak susah (untuk pembinaannya),” ucapnya.
Pada Selasa lalu (12/6), Risma juga sempat menyambangi sejumlah korban anak pelaku bom. Dalam kesempatan itu, dia berpesan kepada para psikolog untuk memberikan pemahaman agama terhadap anak-anak dalam pengawasan mereka.
Kini anak-anak tersebut sudah diserahkan ke Kementerian Sosial. Fokus pemkot saat ini adalah melakukan upaya preventif bagi anak-anak. Tidak hanya melalui ajaran yang disampaikan guru, tetapi juga pengawasan dari orang tua.