Belajar Matematika dengan Benteng Literasi
SIDOARJO – Imas Anisa’ul Mufarikhah, Ummu Zakiyah, dan Achmad Zamroni Yahya memiliki ide baru pembelajaran matematika bagi anak. Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) itu membuat konsep belajar matematika bernama benteng literasi. Inovasi tersebut mengantarkan mereka menjadi juara penulisan artikel Universitas Negeri Jember (Unej).
Ide tersebut terinspirasi dari permainan tradisional bentengan. Cara bermain benteng literasi mirip dengan permainan bentengan. Siswa diajak ke lapangan. Lalu, mereka dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok beranggota empat anak. Dalam bentengan tersebut, di tengahnya diletakkan garis bilangan. Ada boks dari kardus untuk meletakkan bilangan. Para pemain harus cepat mengurutkan bilangan, dari bilangan kecil ke besar. ”Yang cepat dan benar, itu yang menang,” terang Imas, ketua kelompok.
”Ini untuk anak kelas IV SD. Setiap permainan ada soalnya khusus,” terang Imas. Melalui game matematika itu, anak didik akan merasa lebih fun. Mereka belajar matematika, tapi juga sehat secara fisik. Komunikasi dengan rekannya pun terjalin dengan baik. Ada kerja sama, kekompakan, kecermatan dan ketelitian, serta taktis. ”Belajar kan lebih mudah jika menyenangkan,” ujar Imas kemarin.
Imas dan anggota timnya memiliki ide tersebut pada akhir 2017. Mereka tergugah dengan adanya program pemerintah untuk menyiapkan generasi emas 2045 dan SGD (sustainable development goal) 2030. Konsep tersebut cocok. Yakni, membuat anak suka matematika. Mereka juga merasa inovasi strategi pembelajaran yang mengombinasikan antara permainan dan tempat bermain masih jarang.
Setelah berdiskusi bersama dengan sejumlah ahli matematika, akhirnya konsep tersebut bisa terwujud. Metode itu sudah diterapkan di salah satu SDN di Sidoarjo. Yakni, di SDN Sidoklumpuk. ”Rencananya, kami sebarkan lagi ke SD lainnya,” ujar Imas.