Ngantor Malas, eh Kunker Semangat
DI antara 50 anggota di DPRD Sidoarjo, ada yang sejatinya jarang masuk kantor. Mereka juga jarang mengikuti kegiatan di gedung dewan. Eh, tapi mereka disebut-sebut tidak pernah absen saat agenda kunker. Kabarnya, yang berperilaku demikian itu tidak hanya satu atau dua. Tapi, lumayan banyak.
Mereka tersebar di berbagai fraksi dan komisi. Ada yang dari PKB, PAN, PDIP, dan Gerindra. Ada yang dari komisi A, B, dan C yang paling dominan. ”Kami sebenarnya selalu mengingatkan. Tapi, kami kan tidak sepenuhnya bisa mengontrol,” dalih Ketua DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Nurmawan.
Di luar aktivitas sebagai anggota dewan, mereka disebut memiliki kegiatan lain. Misalnya, menggeluti bisnis. Nah, untuk hal tersebut, pimpinan dewan tidak bisa mengawasi. ”Seharusnya, teman-teman sendiri yang menyadari konsekuensinya sebagai anggota legislatif,” kata Wawan, sapaan akrab Sullamul Hadi Nurmawan.
Sepanjang pengamatan Jawa Pos, perilaku tersebut sudah terjadi berbulan-bulan. Bahkan, ada yang lebih dari setahun kerap absen dari aktivitas di gedung dewan. Jawa Pos kerap melihat aktivitas rapat komisi atau panitia khusus (pansus) yang hanya diikuti tiga atau empat anggota dewan.
Ketika melakukan inspeksi mendadak (sidak), kondisinya pun tak jauh berbeda. Dari empat komisi, komisi A paling kompak ketika sidak. Mungkin hanya dua atau tiga yang tidak ikut. Kondisi sebaliknya terjadi di komisi C. Yang ikut sidak sering kali hanya dua atau tiga orang. Paling banyak empat personel. Orangnya pun sama itu-itu saja.
Bahkan, pada rapat paripurna, anggotanya tak pernah lengkap. Tapi, situasi tersebut jauh berbeda saat kunker. Mereka yang tak aktif ngantor atau mengikuti agenda di gedung dewan ternyata sangat rajin ikut kunker. Siapa? Sayang, Wawan enggan menjawabnya. ”Yang pasti, ini kritik yang baik buat kami. Ini akan jadi bahan evaluasi kami agar ke depan lebih baik lagi,” sebut Wawan.