Jawa Pos

Arus Mudik Lebih Tersebar

Imbau Tidak Balik Bersamaan

-

JAKARTA – Puncak arus mudik tahun ini terjadi pada 13 Juni. Berdasar survei Litbang Kementeria­n Perhubunga­n, gelombang mudik tahun ini lebih tersebar. Hari ini akan terjadi lonjakan pemudik sebesar 8,67 persen. Mobil pribadi masih menjadi favorit

Untuk itu, kebutuhan area peristirah­atan bakal dipenuhi di sejumlah titik. Termasuk 24 rest area di sepanjang Semarang–Jakarta.

’’Berkaitan dengan apa yang kita identifika­si pada saat arus mudik, memang dibutuhkan beberapa rest area dan parkir,’’ ujar Menteri Perhubunga­n Budi Karya Sumadi dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Menghadapi Arus Balik Lebaran 2018 kemarin (14/6).

Rest area menjadi fokus dalam pembahasan. Hal ini dilakukan untuk memberi pelayanan kepada pemudik dengan menggunaka­n kendaraan roda empat. Sementara itu, perkiraan puncak arus balik diprediksi jatuh pada 19 Juni dan 20 Juni mendatang. Dirjen Perhubunga­n Darat Budi Setiyadi akan memberikan imbauan agar truk besar tidak melalui jalur tol, baik ruas operasiona­l maupun fungsional.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menuturkan, meski ada kemacetan di sejumlah titik, hal tersebut masih tergolong biasa. ’’Jangan bandingkan dengan volume saat hari biasa. Bandingkan­nya dengan volume Lebaran tahun lalu,’’ jelasnya.

Dengan hampir usainya arus mudik, dia berharap tidak berbarenga­n. ’’Ini akhir liburnya bersamaan. Kondisi ini perlu diantisipa­si,’’ ujarnya.

Dia berharap masyarakat mau untuk secara bertahap balik ke Jakarta. Jangan semuanya memilih di hari akhir liburan. ’’Kalau bisa di hari ketiga atau kedua sebelum selesai liburannya,’’ terang jenderal berbintang empat tersebut.

Sementara itu, Karopenmas Divhumas Polri Brigjen M. Iqbal menuturkan, angka kecelakaan pada Operasi Ketupat 2018, selama tujuh hari operasi dari H-7 hingga H-1 Lebaran, tercatat mengalami penurunan drastis daripada tahun lalu. Pada 2017 jumlah kecelakaan­nya mencapai 1.319 kejadian. ’’Kalau tahun ini hanya 899 kecelakaan,’’ jelasnya.

Jumlah korban meninggal dunia juga menurun. Dari 2017 yang mencapai 478 orang menurun menjadi hanya 193 korban jiwa pada Operasi Ketupat 2018. ’’Kalau untuk korban luka berat mengalami peningkata­n 37 persen dari 188 orang tahun lalu menjadi 258 orang pada tahun ini,’’ jelasnya.

Untuk korban luka ringan juga terjadi penurunan dengan persentase 22 persen, dari 1.560 korban tahun lalu menjadi 1.216 korban luka ringan. ’’Kunci penurunan angka kecelakaan ini, selain karena infrastruk­tur yang baik, juga karena penindakan dari petugas,’’ tuturnya.

Menurut dia, jumlah peneguran selama Operasi Ketupat 2018 mencapai 47.527. Jumlah itu meningkat 14 persen dari peneguran operasi tahun lalu yang hanya 41.516. Jumlah penilangan tahun ini menurun hanya 32.444 kali, turun 9 persen dari tahun lalu yang mencapai 35.808. ’’Kami mengutamak­an pada penilangan untuk pelanggara­n yang potensial menyebabka­n kecelakaan,’’ ujarnya.

Dengan penindakan berupa peneguran dan penilangan tersebut, Polri berupaya untuk bisa mencegah terjadinya kecelakaan. Dia menjelaska­n, Polri memiliki strategi untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas. ’’Peneguran meningkat itu agar masyarakat tidak mengalami kecelakaan,’’ terangnya.

 ?? RAKA DENNY/JAWA POS ?? MENUJU KAMPUNG HALAMAN: Kepadatan lalu lintas di ruas tol Cikopo pukul 3.15 kemarin (14/6).
RAKA DENNY/JAWA POS MENUJU KAMPUNG HALAMAN: Kepadatan lalu lintas di ruas tol Cikopo pukul 3.15 kemarin (14/6).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia