Jawa Pos

Kita Ini Memang Harus Banyak Piknik

-

SALAH satu kutipan favorit saya datang dari sastrawan berpengaru­h Prancis Gustave Flaubert. Dia mengatakan kira-kira seperti ini. ’’Perjalanan akan membuat kamu menjadi orang yang rendah hati. Kamu akan melihat sendiri betapa kecilnya kamu di hadapan dunia.’’

Saat berkunjung ke luar negeri atau ke luar daerah dengan budaya yang sangat berbeda, kita mau tidak mau akan menjadi pribadi yang tidak pongah. Kita harus beradaptas­i, belajar mengerti, dan berusaha memahami tradisi serta tata cara yang berlaku di daerah tersebut.

Kata-kata tersebut bisa jadi klise. Namun, memahami budaya setempat sangat penting supaya tidak mengalami disorienta­si nilai dan tidak dilindas keadaan.

Banyak piknik ke luar negeri bisa membikin perspektif kita sangat kaya, pandangan menjadi terbuka, dan tak mudah menjustifi­kasi. Kita mencoba memahami dulu pokok soalnya, alih-alih langsung melakukan penilaian berdasar standar moral kita sendiri.

Ambil contoh soal kebiasaan minum-minum orang Rusia yang terkenal itu. Bagi kita yang beragama Islam, alkohol tentu saja adalah barang haram. Namun, bagi orang Rusia, minum-minum adalah tradisi yang sudah bertahan sangat lama.

Bahkan, dalam upacara keagamaan penting bangsa Slavik, yakni Maslenitsa, minum-minum adalah bagian yang tidak terpisahka­n. Mereka berkumpul, menceritak­an lelucon, serta berbagi pengalaman dengan gelas berkuping atau botol di tangan.

Selain soal adat-istiadat, bangsa Rusia juga memiliki tujuan pragmatis dalam minum-minum ini. Misalnya untuk membantu melawan hawa yang menusuk pada musim dingin. Lalu merekatkan persahabat­an. Minuman nasional Rusia, Vodka, ditemukan pada 1860 dan menjadikan kebiasaan mengonsums­i alkohol secara luas tetap bertahan sampai lebih dari 150 tahun belakangan. Atau bahkan mungkin sampai 150 tahun ke depan.

Memang, konsumsi alkohol warga Rusia adalah yang tertinggi di dunia. Namun, tetap saja, pemerintah menegakkan aturan-aturan tertentu. Misalnya batas waktu pembelian. Tadi malam saya mendapatka­n teguran keras dari pengelola toko serba-ada di daerah Leningrads­ky Prospekt, Moskow. Sebab, saya masuk begitu saja ke seksi khusus minuman beralkohol.

Seorang pria yang saya taksir berusia 40-an tahun itu memasang muka masam sambil menunjuk jam dinding yang berada tepat di atasnya. Jarum menunjuk pukul 23.02. ’’Ne dopuskayet­sya,’’ katanya, lantas menggerakg­erakkan jari telunjuk. Isyarat nggak boleh.

Setelah itu, barulah saya tahu bahwa waktu pembelian minuman keras diperpende­k. Batasnya dimajukan. Dari yang awalnya bisa membeli sampai pukul 23.00, sekarang konstitusi Rusia hanya memperbole­hkan sampai pukul 22.00. Padahal kan saya hanya melihat-lihat. Sama sekali tidak ada niat untuk membeli. Tapi sudahlah, terlalu sulit untuk menjelaska­nnya. Haha.

Kebiasaan lain yang remeh-temeh juga bisa membawa masalah kalau kita tidak mengetahui­nya. Misalnya soal bersiul. Orang Rusia beranggapa­n bahwa bersiul adalah tindakan hina yang hanya dilakukan oleh manusia tak beradab dan rendah. Kita akan mendapatka­n pandangan-pandangan mengerikan jika bersiul di area-area keramaian. Namun, di Indonesia, orang bersiul bisa jadi merupakan bentuk ekspresi kebahagiaa­n.

Jadi memang, penting sekali untuk saling memahami dan tidak merasa paling benar sendiri. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dan agama pribadi tentu adalah hal yang diwajibkan. Namun, kita tidak berhak menghakimi orang lain hanya karena dia berbeda cara dan pandangan hidup dengan kita.

Akhirulkal­am, selamat merayakan Idul Fitri 1439 Hijriah. Selamat mudik, selamat berlibur, dan berbagi kasih sayang dengan keluarga tercinta. Semoga kita menjadi pribadi-pribadi yang baik dan penuh kasih. Salam hangat dari kami di Rusia. (ainur rohman)

 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? BAGIAN DARI KULTUR: Para fans Meksiko yang sudah tiba di Moskow menyanyika­n yel-yel sembari menikmati minuman di Teatral’naya Ploschad.
ANGGER BONDAN/JAWA POS BAGIAN DARI KULTUR: Para fans Meksiko yang sudah tiba di Moskow menyanyika­n yel-yel sembari menikmati minuman di Teatral’naya Ploschad.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia