Agustus tanpa Latihan Militer
SEOUL – Pertemuan bersejarah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un di Singapura Selasa (12/6) melahirkan kesibukan baru bagi Menteri Pertahanan James ”Jim” Mattis. Dia harus meyakinkan Korea Selatan (Korsel) bahwa AS tetap berkomitmen pada kesepakatan militer dua negara.
Kamis (14/6) Mattis melawat Korsel. Dia bertemu Menteri Pertahanan Korsel Song Young-moo di Seoul. Tokoh 67 tahun itu menjelaskan deklarasi Trump di Singapura soal latihan militer gabungan AS-Korsel Selasa lalu. Saat itu, Trump membuat kejutan dengan mengumumkan bahwa aktivitas rutin sejak berakhirnya Perang Korea itu akan diakhiri.
’’AS dan Korsel akan terus melanjutkan kerja sama di bidang pertahanan dan memperkuat hubungan yang sudah terjalin selama ini.” Demikian bunyi keterangan tertulis Kementerian Pertahanan Korsel tentang pertemuan tertutup Mattis dan Song. Pentagon menyebut deklarasi Trump itu sebagai panduan. Maka, Mattis dan Song akan berusaha menyesuaikannya dengan agenda kerja sama militer dua negara.
”Sebagai sekutu, kami harus bisa menerapkan kerja sama di berbagai bidang secara luwes. Termasuk di bidang pertahanan dan militer,” ungkap Song sebagaimana dikutip BBC kemarin (15/6). Terkait penundaan latihan militer gabungan yang dijadwalkan berlangsung Agustus, dia mengaku akan membicarakannya lebih lanjut dengan Mattis. Dalam waktu dekat, mereka berdialog lagi.
Harry Harris, calon duta besar AS untuk Korsel, mengatakan bahwa kebijakan Trump untuk menyetop latihan militer gabungan itu sudah tepat. ”Sebaiknya, latihan militer gabungan itu diberhentikan sementara untuk menguji keseriusan Pyongyang terhadap komitmen yang telah disampaikan di Singapura,” ungkapnya sebagaimana dilansir Associated Press.