Jawa Pos

Kali Pertama Ikut Open House sampai Tunda Mudik

Momen Silaturahm­i Mantan Guru Wali Kota

- DEBORA DANISA SITANGGANG

Momen bermaafmaa­fan saat Lebaran sering kali mempertemu­kan orang tidak terduga. Misalnya, Wali Kota Tri Rismaharin­i yang bertegur sapa lagi dengan mantan guru SMP-nya.

SEORANG kakek berpeci tampak berjalan pelan masuk ke teras rumah dinas wali kota Surabaya kemarin pagi (15/6). postur tubuhnya yang pendek membuat kakek itu agak tenggelam di barisan antrean tamu. Namun, begitu saling bersalaman, Risma –sapaan akrab wali kota Tri Rismaharin­i– langsung semringah.

Dia mengenali kakek itu sebagai salah satu gurunya ketika SMP. Tepatnya saat masih bersekolah di SMPN 10 Surabaya. Kakek bernama Suyono itu langsung menarik perhatian beberapa orang di sekitarnya. Buktinya, beberapa awak media langsung berkerumun, hendak mengabadik­an momen pertemuan Risma dengan mantan gurunya tersebut.

Suyono tidak begitu suka berlamalam­a disorot. Dia langsung maju, memberikan kesempatan kepada yang lain di belakangny­a untuk bersalaman dengan wali kota. Sejenak, dia tampak mengobrol sebentar di tengah ruangan dengan telepon genggam jadulnya. Perawakann­ya bersahaja. Dia hanya mengenakan baju koko putih lengan pendek, celana abu-abu, dan peci hitam.

Suyono baru pertama datang ke rumah dinas wali kota untuk merayakan Lebaran. Biasanya, dia pulang ke kampung atau pergi ke rumah saudara. Namun, tahun ini dia menyempatk­an diri untuk mengunjung­i salah satu anak didiknya itu.

’’Iya, cucu saya mau ketemu Bu Risma,’’ katanya, kemudian memanggil cucu laki-laki yang dimaksud.

Ingatan Suyono cukup jelas waktu ditanya tentang pengalaman mengajar Risma. Dia mengajar pelajaran biologi kala itu. Suyono pernah mengajar Risma selama tiga tahun, pada 1973–1976. Ada banyak murid yang diajar. Namun, wali kota Surabaya itu jadi salah satu yang paling diingat. ’’Dulu itu Bu Risma dikenal sebagai pelari. Suka pelajaran olahraga di sekolah,’’ tutur kakek berusia 77 tahun tersebut.

Sebenarnya itu bukan kali pertama Suyono bertemu lagi dengan anak didiknya tersebut. ’’Waktu belum jadi wali kota juga pernah ketemu sekali,’’ jelas Suyono. Namun, karena momen tersebut spesial, bersamaan dengan Lebaran, kesannya jadi lebih mendalam bagi Suyono.

Suyono merupakan warga asli Tulungagun­g. Dia baru hijrah ke Surabaya pada 1965 dan bekerja sebagai guru. Mulanya, dia tinggal di Ketintang, cukup dekat jika hendak berangkat ke sekolah. Selain di SMPN 10, Suyono mengajar di sekolah lain. Bukan hanya sebagai guru mata pelajaran, tetapi juga petugas ketertiban. Lekat dengan kesan galak. Namun, sekarang dia sudah seperti kakek yang sangat ngemong. Tidak kelihatan galaknya. ’’Saya sudah pensiun lama, sejak 2001. Sekarang sibuknya ya momong putu,’’ tutur suami Kusdiyah itu.

Kedua cucunya diajak ke rumah dinas wali kota kemarin. Yang paling ingin ketemu dengan wali kota adalah Dimas Permata, 10. Siswa kelas IV SD itu menyatakan sering melihat Risma di TV. Bagaimana kesannya ketika bisa bertemu langsung? ’’Sama kayak yang di TV,’’ ucapnya.

Suyono juga hadir untuk tujuan lain. Memberikan undangan reuni. Dia mengatakan, akan ada reuni akbar untuk guru dan siswa SMPN 10 periode 1970-an. ’’Makanya, ini mau kasih undanganny­a ke Bu Risma,’’ tuturnya sambil memangku cucunya yang kecil, Nania.

Suyono mengaku senang bisa ikut datang ke open house wali kota. Dia juga tampak bangga melihat salah seorang anak didiknya bisa menjadi orang paling berpengaru­h di Surabaya. ’’Kalau tahu boleh datang begini, dari dulu sudah datang saya,’’ ungkapnya, lantas tertawa. Dia pun berniat datang kembali Lebaran tahun depan.

 ?? DEBORA DANISA SITANGGANG/JAWA POS ?? SOSOK BERSAHAJA: Suyono (kiri) bersama istri dan dua cucunya saat menghadiri open house Wali Kota Tri Rismaharin­i di rumah dinas kemarin.
DEBORA DANISA SITANGGANG/JAWA POS SOSOK BERSAHAJA: Suyono (kiri) bersama istri dan dua cucunya saat menghadiri open house Wali Kota Tri Rismaharin­i di rumah dinas kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia