Jawa Pos

Bentuk Tim Ad Hoc Awasi Danau Toba

Basarnas Terus Cari Korban KM Sinar Bangun

-

JAKARTA – Menteri Perhubunga­n Budi Karya Sumadi menyesalka­n lemahnya pengawasan petugas di Danau Toba

Meski Kemenhub telah melarang operasi kapal-kapal penumpang di seluruh Danau Toba pascatrage­di yang menimpa KM Sinar Bangun Senin lalu (18/6), nyatanya masih ada kapal yang nekat berlayar. ”Saya sangat menyayangk­an petugas syahbandar tidak berfungsi dengan baik,” kata Budi kemarin.

Sebenarnya, larangan telah dilakukan di lima dermaga di Danau Toba. Yakni, Ambarita, Ajibata, Simalino, Tigaras, dan Muara. Tapi, di luar itu, masih banyak dermaga kecil milik masyarakat. KM Ramos Risma Marisi adalah salah satu kapal dari dermaga kecil di Pulau Sibandang, di sebelah selatan Danau Toba.

Untuk itu, Menhub membentuk sebuah tim ad hoc yang beranggota gabungan dari Kemenhub dan KNKT. Tim tersebut akan dipimpin pejabat setingkat eselon III. Ada beberapa tugas untuk tim itu. Pertama adalah menggantik­an sementara fungsifung­si pengawasan yang selama ini tidak dilakukan Dishub Provinsi Sumatera Utara. ”Tim ad hoc akan berfungsi selama dua minggu sampai sebulan,” jelas Budi.

Selain itu, tugas tim ad hoc adalah me-restart kembali operasi penyeberan­gan penumpang di Danau Toba. Tugas ketiga adalah bekerja sama dengan KNKT untuk meneliti apa saja yang kurang dari pengelolaa­n pelabuhan untuk kemudian direkomend­asikan ke Kemenhub. Dalam situasi otonomi daerah, pengelolaa­n pelabuhan terbukti melempem.

Budi juga berencana mengaplika­sikan badan pengawas semacam ad hoc itu ke pelabuhan penyeberan­gan lain di seluruh Indonesia. ”Di Sumatera seperti Danau Toba, di Kepulauan Riau, Sungai Musi di Palembang, di Kalimantan juga seperti di Pontianak, Samarinda, dan Banjarmasi­n,” sebut Budi.

Sebagaiman­a diwartakan, KM Ramos Risma Marisi yang berpenumpa­ng lima orang mengalami mati mesin pada Jumat malam (22/6) setelah menabrak bambu yang mengapung. Salah seorang penumpang, Ama Monang Lumban Raja, menyuruh Joifan Situmorang dan Rahmat Dani masuk ke dalam air untuk melihat kipas kapal. Saat itu kapal sudah terdampar ke pinggir danau.

Tiba-tiba arus kencang membawa kapal dan mereka berdua kembali ke tengah danau. Joifan dan Rahmat Dani berupaya menyelamat­kan diri. Namun, hanya Joifan yang berhasil selamat sampai ke pinggir danau. Sedangkan Rahmat Dani tidak bisa menyelamat­kan diri karena diduga kelelahan. Kemarin jenazahnya ditemukan dan langsung dievakuasi ke Puskesmas Nainggolan.

Selain itu, pencarian ratusan korban KM Sinar Bangun yang dilaporkan hilang terus berlanjut. Tidak hanya di permukaan dan dalam danau, pinggir Danau Toba juga turut ditelusuri.

Kepala Kantor Basarnas Medan Budiawan menyebutka­n, pihaknya membentuk tim untuk mencari ratusan korban tersebut di daratan. ”Ada satu tim yang saya jalankan,” imbuhnya. Pengerahan tim SAR di darat cukup beralasan. Sebab, ada potensi korban hilang KM Sinar Bangun terbawa arus sampai ke pinggir Danau Toba. Selain itu, upaya mencari bangkai kapal tersebut masih berlanjut.

 ?? POSMETRO SIANTAR/JPG ?? EVAKUASI KORBAN: Petugas mengangkat jenazah Rahmat Dani dari perairan Danau Toba kemarin (23/6).
POSMETRO SIANTAR/JPG EVAKUASI KORBAN: Petugas mengangkat jenazah Rahmat Dani dari perairan Danau Toba kemarin (23/6).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia